15 Februari 2009

Gerabah Banten Tembus Pasar Eropa


Gerabah di Banten tembus pasar Eropa hingga mengantongi omset Rp600 juta per tahun.

"Meski untuk ukuran ekspor, nominal yang kita peroleh belum seberapa, namun, jika dilihat dari minat pasar Eropa cukup menjanjikan," kata Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Banten, Hikmat Tomet, di Serang, Rabu.


Menurut dia, hal itu tidak terlepas dari usaha Dekranasda untuk memasarkan produk-produk unggulan Banten ke pasar Eropa, seperti Perancis dan Belanda melalui pameran produk yang dilakukan di negara tersebut.


"Persoalannya sekarang, apakah pengrajin kita mampu memenuhi permintaan dalam jumlah besar atau tidak, ini harus menjadi bahan pemikiran kita dan para pengrajin di Banten," paparnya.


Selain menyoroti masalah kemampuan produksi, ia juga menyoroti kreativitas pengrajinnya, sehingga produk Banten kurang dikenal di pasar nasional dan internasional, padahal produk tersebut tidak kalah dengan produk daerah lainnya di Indonesia.


"Gerabah sebagai salah satu produk unggulan yang dihasilkan pengrajin Banten, sebetulnya tidak kalah dengan gerabah yang dihasilkan daerah lain. Tapi, karena kreativitas-nya kurang pada pengerjaan akhir, maka harganya kalah dengan daerah lain," ujarnya.

Ia juga mengungkapkan, gerabah Banten banyak dijual ke daerah Bali dengan kisaran harga antara Rp150 ribu hingga Rp200 ribu.


Gerabah itu dijual tanpa diberi sentuhan kreativitas seperti ukiran, sehingga oleh warga Bali, gerabah asal Banten itu disempurnakan dengan cara memberi hiasan pada gerabah, agar tampilannya lebih menarik dan dijual dengan harga Rp500 rubu sampai Rp1,5 juta.


Untuk itu, kata Hikmat, jika produk Banten ingin dikenal masyarakat di tingkat nasional dan internasional, maka pengrajin Banten perlu mengolah dan meningkatkan kreativitas-nya dalam menciptakan sebuah produk.


"Sentuhan kreativitas itu berlaku tidak hanya untuk pengrajin gerabah, namun untuk semua pengrajin, termasuk pengrajin makanan," katanya.


Ada delapan jenis produk unggulan yang sudah diekspor Dekranasda Banten melalui pameran produk di Belanda dan Prancis.

Kedelapan jenis produk itu adalah, batik Banten, batu fosil, kerajinan masyarakat Baduy, tembikar, keramik, kerajinan berbahan baku pandan, dan kerajinan berbahan baku kayu. (Ant/OL-01)


sumber: mediaindonesia.com

01 Februari 2009

Andika Ajak Warga Dukung Fatwa Haramkan Golput


TANGERANG – Andika Hazrumy, calon anggota DPD RI Provinsi Banten nomor 11, mengajak warga Tangerang untuk mendukung fatwa Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkan golput.

“Saya mendukung sekali fatwa MUI soal golput haram. Karena sejarah di negara manapun tidak pernah ada golput yang memberikan perubahan signifikan bagi masyarakat,” ujar Andika, saat ditemui usai silaturahmi dengan masyarakat Kelurahan Panunggangan Utara, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Selasa (27/1).

Agenda kunjungan dan silaturahmi yang dilakukannya ke sejumlah wilayah di Kota Tangerang, lanjut Andika, merupakan bagian dari sosialisasi program pemerintah untuk menyukseskan Pemilu 2009. Sehingga jumlah partisipasi politik masyarakat di Pemilu nanti tidak sedikit. “Semua warga negara termasuk saya punya kewajiban untuk menyukseskan Pemilu,” kata putera Gubernur Banten, Ratu Atut Choisyah.

Ditanya tentang rencana Panwaslu Kota Tangerang yang hendak mengangkat kembali kasus dugaan pelanggaran yang dilakukannya, kata Andika, semua itu diserahkan ke jalur hukum.


Dugaan pelanggaran yang dituduhkan, lanjut Andika tidak benar. Karena yang membagi-bagikan kupon atau voucher bertanda gambar dirinya adalah elemen masyarakat yang simpati terhadapnya. “Jadi kalau mau gugat, ya jangan ke saya. Dan setahu saya kasus itu sudah selesai karena secara hukum tidak bermasalah,” katanya. (wan)


sumber: Tangerang Online