29 Desember 2008

Dunia Kutuk Serangan Israel ke Jalur Gaza

Sejumlah negara langsung bereaksi melihat serangan brutal rezim Zionis Israel ke Jalur Gaza. Uni Eropa, Rusia Perancis mendesak Israel untuk menghentikan serangannya. Inggris menyatakan keprihatinannya, sedangkan AS meminta Israel agar menghindari jatuhnya korban di kalangan warga sipil di Gaza.

"Rusia meyakini, pentingnya menghentikan segera serangan luas ke Jalur Gaza yang telah menimbulkan banyak korban jiwa dan penderitaan bagi rakyat Palestina," kata Menlu Rusia dalam pernyataannya hari Sabtu (27/12).

Di Prancis, Presiden Nicolas Sarkozy mendesak Israel untuk menghentikan pengerahan pesawat-pesawat tempurnya yang telah membombardir markas-markas Hamas dan kantor-kantor polisi di Gaza. Meski demikian, Sarkozy dalam pernyataannya terkesan menyalahkan Hamas sebagai biang keladi atas serangan Israel ini.

"Presiden Prancis mengungkapkan keprihatinan yang dalam atas eskalasi kekerasan di selatan Israel dan di Jalur Gaza. Ia mengutuk keras provokasi yang tidak bertanggung jawab yang menyebabkan situasi ini terjadi dan penggunaan kekerasan yang berlebihan," demikian pernyataan yang dirilis kantor Sarkozy.

Sementara dari dunia Arab, pemimpin Libya Muammar Gaddafi yang pertama kali melontarkan kecaman atas serangan brutal Zionis Israel ke Jalur Gaza. Ia menyerukan dunia Arab mengambil sikap tegas terhadap Israel dan mendesak agar perbatasan-perbatasan di Gaza dibuka.

Sementara itu, helikopter-helikopter Israel masih melayang-layang diatas wilayah Gaza setelah membantai lebih dari 180 warga Gaza. Dipekirakan jumlah warga Gaza yang gugur syahid akan bertambah karena masih ada ratusan orang yang mengalami luka-luka berat dan ringan.

Pada saat yang sama, militer Israel menyatakan masih akan melakukan operasi militer lagi ke Gaza dan kemungkinan serangan yang akan dilakukan lebih besar dari serangan hari ini. Israel menargetkan serangannya ke utara dan selatan Gaza, terutama kota Khan Younis dan Rafah yang diklaim sebagai basis utama Hamas.

BBC melaporkan, rumah-rumah sakit di Gaza penuh dengan para korban. Padahal rumah-rumah sakit itu tidak memiliki banyak persediaan obat-obatan akibat blokade Israel ke Jalur Gaza. Sedangkan masjid-masjid di Gaza melalui pengeras suara menghimbau warga Gaza yang selamat untuk mendonorkan darahnya guna membantu para korban luka.

Duka Gaza adalah duka bagi umat Islam sedunia. Menjelang tahun baru umat Islam, saudara-saudara kita dizalimi oleh rezim ilegal Zionis Israel. Selayaknya kita memanjatkan doa buat warga Gaza dan merenungkan kembali seberapa jauh kita mengingat penderitaan saudara seiman kita di Jalur Gaza. (ln/iol/prtv/aljazeera)

sumber: www.eramuslim.com

12 Desember 2008

BOM dan Bumerang Dukung Andika di DPD


Rangkasbitung, Banten, 12/12 -- Barisan Ojeg Mandala (BOM) dan Burung Merpati Rangkasbitung (Bumerang) yang beranggotakan ribuan orang, menyatakan dukungan terhadap pencalonan Andika Hazrumy menjadi anggota DPD nomor urut 11 mewakili Provinsi Banten.

“Kami menginginkan adanya sosok pemimpin muda dari Banten di lembaga DPD. Untuk itu kami bertekad akan memenangkan Andika dalam pemilu nanti,“ tegas Heri Blok, mewakili BOM kepada Drs H Izul Jazuli, timses Andika di salah satu rumah makan di Rangkasbitung, Jumat (12/12).

Heri menambahkan, dukungan terhadap Andika tidak saja datang dari pengojek, namun juga dari para sopir angkot dan PKL yang setiap harinya berjualan di kawasan Mandala.

Hal senada dikatakan Johan, pengurus angkot Rangkasbitung-Pandeglang yang menyatakan, para sopir angkot di terminal Mandala, Rangkasbitung sudah menyatakan tekad memenangkan Andika dalam pemilu mendatang.

“ Kita tidak hanya mendukung, tetapi siap memenangkan Andika dalam pemilu nanti,’ tegasnya.

Bahkan untuk membuktikan dukungan itu, keduanya berencana akan mendirikan posko kemenangan Andika di kawasan terminal bis dan angkot Mandala. “Kalau Pak Andika berkenan, kami akan mengundang beliau dalam acara syukuran pembentukan tim relawan pemenangan Andika,” imbuhnya.

Selain mendapat dukungan dari dua komunitas di terminal Mandala. Dukungan terhadap anak kandung Gubernur Banten itu juga datang dari persatuan pecinta burung merpati yang tergabung dalam Bumerang.

Pahdi Khalid, sekretaris Bumerang mengatakan, melihat pengalaman perwakilan DPD dari Banten pada periode 2004-2009 lalu, tidak ada sumbangsih pemikiran dari para anggota DPD perwakilan Banten untuk kemajuan Banten.

Bahkan menurutnya, para anggota DPD dari Banten lebih cenderung mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan kemajuan Banten kedepan. “Coba saja perhatikan, apa yang sudah diperbuat oleh anggota DPD dari Banten pada periode sekarang,” ujar Pahdi.

Untuk itu, lanjut Pahdi, diharapkan dengan adanya sosok muda seperti Andika, pihaknya merasa yakin akan terjadi perubahan dan sumbangsih yang lebih signifikan untuk kemajuan Banten.

Menurutnya, selain figur Andika masih muda, juga sekaligus akan mempertaruhkan nama besar orang tuanya sebagai Gubernur Banten. Disamping itu, secara finansial Andika sudah mapan, sehingga jika terpilih sebagai anggota DPD tidak akan menggantungkan hidup sebagai anggota DPD.

“Pastinya kalau dia nanti duduk sebagai anggota DPD, tidak akan mencari makan dari jabatannya itu,” tukas Pahdi.

sumber: kabarpemilu.com

09 Desember 2008

Banten Gandeng Malaysia untuk Pengadaan Air Bersih


Selangor - Pemerintah Provinsi Banten menggandeng perusahaan pengelolaan air bersih terbesar di Malaysia, PT Puncak Niaga, untuk pengadaan air bersih. Kesepakatan tersebut tercapai melalui penandatanganan MoU antara Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dengan Direktur Manajemen PT Puncak Niaga Matlasa Hitam.

Penandatanganan dilakukan di sela-sela acara Asia Pacific Regional Water Conference 2008 di Hotel Heraton, Selangor, Malaysia.
"MoU ini menjadi payung hukum bagi investasi air di Banten dan pembangunan yang lain," ujar Atut usai penandatangan MoU, Selasa (18/11/2008). MoU tersebut berisi komitmen kerjasama investasi pembangunan infrastruktur industri air bersih.

Atut mengatakan, investasi tersebut sangat diperlukan bagi masyarakat umum, industri, dan sektor bisnis di Banten. Sebab selama ini, lanjut dia, konsumsi air bersih oleh masyarakat Banten melalui PDAM belum mencukupi.
"Bahkan sebagian masih menggunakan air gunung. Kami ingin pengelolaan air yang betul-betul steril, juga untuk industri," ujarnya.

Atut juga menjelaskan, nantinya perusahaan tersebut akan membangun pipa air sepanjang 35 km dari Lebak ke Tangerang.
Saat ini Pemprov Banten tengah melakukan pembebasan lahan seluas 2.200 hektar untuk pembangunan waduk yang diperkirakan memiliki kapasitas 3,14 juta meter kubik dengan kemampuan menghasilkan 15 liter air perdetik.

Untuk pembangunan ini, terang Atut, pihaknya menggandeng investor dari Korea. Dia memperkirakan total investasi keseluruhan mencapai Rp 3 triliun.
"Tapi saya belum bisa menyebutkan angka berapa mereka akan investasikan," pungkasnya. Penandatanganan MoU tersebut disaksikan Dubes RI untuk Malaysia Dai Bachtiar dan Wakil Perdana Menteri Malaysia Mohd Najib Tun Abdul Razak. (rmd/sho)

sumber: detiknews.com

08 Desember 2008

In Memoriam Djoko Munandar

Almarhum Djoko Munandar di mata kerabat dan pegawai di lingkungan Pemprov Banten dikenal sebagai sosok yang tegas memegang aturan dan pekerja keras. Djoko juga dikenal sebagai gubernur yang mampu meletakkan pondasi pemerintahan di Banten.

Kurdi Matin, mantan Kabiro Humas Pemprov saat pemerintahan Djoko Munandar mengatakan, almarhum adalah sosok gubernur tegas dan detil. “Beliau juga pekerja keras karena tidak akan beranjak sebelum pekerjaannya selesai meski sampai subuh sekalipun,” kata Kurdi Matin yang dihubungi tadi malam.

Kurdi mengatakan, almarhum juga sering menanamkan sikap-sikap keterbukaan kepada pegawai dan menanamkan loyalitas kepada pekerjaan semata-mata untuk kepentingan masyarakat Banten. “Banten telah kehilangan sosok yang sangat berarti,” ujarnya.
Ayip Muflich, sekda pada masa pemerintaan Djoko mengatakan, almarhum dikenal sebagai sosok yang mengayomi dan mengerti terhadap bawahan. “Selama menjadi sekda selama dua bulan, saya menangkap kesan bahwa almarhum berusaha menjadi pemimpin yang baik,” ujar Ayip. Kata Ayip, almarhum juga dikenal sebagai pribadi yang berpengalaman selama memimpin Banten. “Sebab beliau pernah menjadi wakil walikota Cilegon,” ujar Ayip yang kini menjadi Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Depdagri ini lagi.

Sedangkan Yos S Raharja, mantan staf protokoler masa pemerintahan Djoko mengutarakan, almarhum tidak pernah marah. “Beliau orangnya kebapakan, sehingga jarang marah,” katanya. Kata Yos, Djoko Munandar sebagai pemimpin yang baik dan merakyat. “Beliau tidak pernah membeda-bedakan pegawai sehingga komunikasi seperti tidak ada jarak antara pegawai dengan beliau. Keluarga beliau juga baik,” kata Yos yang saat ini menjabat sebagai Kabid Pengembangan Destinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten.

Begitupun kata Embay Mulya Syarief, pengusaha dan tokoh masyarakat. “Saya mengenal almarhum sejak masih pemuda dan saya waktu itu masih remaja. Almarhum adalah sosok yang mudah bergaul, periang dan suka bercanda. Semoga Allah mengampuni segala khilafnya dan melipatgandakan amal kebajikannya. Amin,” ujarnya.

Di tempat berbeda Walikota Tangerang Wahidin Halim juga mengutarakan hal yang sama. “Saya turut berduka cita dan semoga (beliau-red) masuk surga,” ujar Wahidin yang juga dihubungi tadi malam.

Bupati Serang Taufik Nuriman mengatakan, merasa kehilangan karena almarhum dikenal sebagai salah satu tokoh sekaligus orangtua yang berperan dalam pembangunan di Banten. “Almarhum sangat menghormati orang lain dan sopan. Sikap itu yang patut ditiru,” ujarnya.

Taufik mengatakan, saat pelantikan dirinya sebagai bupati yang melantik adalah Gubernur Djoko Munandar. “Sangat berkesan,” ujarnya lagi. Taufik berharap, keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

Sebelum jatuh sakit dan akhirnya meninggal, Radar Banten sempat beberapa kali menemui almarhum menunaikan salat berjamaah di masjid yang berada di komplek Ciceri Indah. Saat itu, almarhum selalu salat berjamaah di sof paling depan, persis di belakang imam. Usai salat, almarhum tidak langsung pergi. Dia tampak khusuk melafalkan zikir-zikir. (alt/luk/say/mg-inna)

sumber: Radar Banten

Gubernur Tetapkan Sabtu-Minggu Hari Berkabung


SERANG—Jenazah mantan Gubernur Banten Djoko Munandar, Sabtu (6/12) sekitar pukul sepuluh pagi, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ciceri Indah, Serang, Banten, setelah sebelumnya disolatkan di Masjid Al-Hidayah, yang berjarak tak jauh dari rumah duka. Acara pemakaman yang dihadiri Gubernur Ratu Atut Chosiyah, Wakil Gubernur HM Masduki, Ketua MUI Banten, Ketua DPD Banten, para kepala daerah kabupaten dan kota se-Banten, para pejabat di lingkungan pemerintahan Banten, serta masyarakat ini berlangsung penuh khidmat dan keharuan.

Usai penguburan jenazah, prosesi pemakaman dilanjutkan dengan ungkapan belasungkawa dari perwakilan keluarga, kemudian pembacaan profil almarhum oleh Biro Humas dan Protokol Provinsi Banten, dilanjutkan dengan ungkapan belasungkawa dari Gubernur Ratu Atut Chosiyah. Menurutnya, sosok Djoko Munandar semasa hidupnya adalah panutan panutan baginya, terutama ketika menjabat sebagai gubernur. “Atas nama pemerintah Banten, saya memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada almarhum Djoko Munandar, karena beliau merupakan gubernur pertama Banten yang ikut berperan dan ikut andil dalam pembangunan Banten,” ujar Atut.

Sebagai ungkapan rasa duka yang mendalam, Atut juga menyatakan hari Sabtu dan Minggu ini (6-7/12) sebagai hari berkabung. “Saya imbau kepada seluruh instansi di lingkungan pemerintahan di Banten untuk mengibarkan bendera setengah tiang. Hal ini sebagai bentuk penghargaan kepada almarhum,” kata Atut. Usai menyampaikan ungkapan duka, acara pemakaman ditutup oleh doa yang dipimpin oleh Ketua MUI Banten Prof KH Wahab Afif.

Kesan Mendalam

Kepergian Djoko Munandar meninggalkan sejuta kesan bagi keluarga, sahabat maupun rekan-rekannya. Bupati Pandeglang Dimyati Natakusumah, misalnya, menilai almarhum sebagai seseorang yang murah senyum. “Yang saya tahu, Pak Djoko itu pembawaannya tenang. Saya suka dikasih nasihat tentang kepemimpinan oleh beliau. Saya juga tahu beliau orang yang sangat tekun dalam bekerja,” ungkap Dimyati usai menghadiri prosesi pemakaman.

Sedangkan Bupati Serang Taufik Nuriman berpendapat bahwa Djoko Munandar adalah salah satu tokoh Banten. “Beliau sempat berpesan untuk selalu konsisten menjaga pekerjaan yang diemban. Almarhum juga punya pesan agar kita dapat mengatur waktu dengan baik,” ujar Taufik ketika ditemui sebelum meninggalkan lokasi pemakaman.

Sementara itu, Suda Darmaji, adik kandung Alm Djoko Munandar, menyatakan bahwa almarhum merupakan anak sulung yang menjadi contoh bagi keluarga. “Almarhum itu panutan yang baik, ia juga membimbing adik-adiknya untuk sukses. Mungkin kalau tidak mendapat bimbingan dari almarhum saya juga tidak akan jadi begini,” katanya.

Sedangkan Chaeron Muchsin, mantan Sekda Banten pada masa kepemimpinan almarhum sekaligus besan, mengungkapkan sifat yang paling menonjol dari almarhum adalah suka tidak tega kepada orang lain. “Di mana saja, kalau beliau ada masalah pasti bilang tidak enak sama yang lain. Itu lah yang membuat kita terharu,” ungkap Chaeron saat ditemui Radar Banten usai prosesi pemakaman.

Chaeron menambahkan, jika keluarganya sedang mengadakan kumpul keluarga, almarhum tidak pernah membawa-bawa urusan pekerjaan ke dalam urusan keluarga. “Beliau sangat profesional. Beliau juga selalu membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Beliau tidak pernah mencampuradukan kepentingan kantor dengan keluarga. Tapi yang saya alami, waktu beliau itu lebih banyak dihabiskan untuk pekerjaan,” ujarnya tenang.

Chaeron pun menilai, Djoko adalah sosok seorang yang pantang menyerah. Ia selalu memikirkan masalah yang dihadapinya. Yang lebih membanggakan lagi, lanjut Chaeron, almarhum tidak pernah menyerah dalam menghadapi masalah. “Sebelum diselesaikan, beliau akan terus mencari solusi permasalahan yang dihadapi,” katanya(duha/isa)

sumber: Radar Banten

Djoko Munandar Tutup Usia

SERANG - Mantan Gubernur Banten Djoko Munandar tutup usia, Jumat (5/12) malam, sekira pukul 19.20 WIB di kediamannya di Jalan Dewi Sartika, Blok T, Nomor 8/9 RT 02/011, Komplek Ciceri Indah, Kota Serang. Suami dari Cucu Maenah Munandar itu meninggal pada usia 61 tahun karena penyakit liver yang diderita sejak September 2008 lalu.

Adik kandung Djoko, Iwan Darmawan mengungkapkan, almarhum akan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Ciceri Indah hari ini (Sabtu, 6/12) pukul 09.00 WIB. “Kami mohon maaf belum bisa memberikan keterangan yang banyak. Besok (hari ini-red) kita akan memberikan keterangan,” ungkap Iwan kepada Radar Banten ketika ditanya lebih lanjut tentang almarhum Djoko.

Pantauan Radar Banten sejak pukul 19.50 WIB tadi malam, para pelayat terus berdatangan mulai dari tetangga, masyarakat sekitar, hingga para pejabat Pemprov Banten. Tampak hadir Ketua MUI Banten Prof KH Wahab Afif, Kepala Biro Administrasi dan Pemerintahan Pemprov Banten Dody Setya Graha, Mantan Asda I Pemprov Banten Sulaiman Affandi, Kepala Badan Ketahanan Pangan Eneng Nurcahyati, Wakil Ketua DPRD Banten Sadeli Karim, Staf Ahli Gubernur Bidang SDM Sartono, dan lain-lain.

Sementara itu, sekira pukul 21.30 WIB Wakil Gubernur Banten HM Masduki datang ke kediaman almarhum menyusul di belakangnya Walikota Serang Bunyamin, yang baru dilantik siang kemarin di Gedung DPRD Kota Serang. Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah juga datang bersama suaminya, Hikmat Tomet, beserta anaknya Andhika Hazrumy dan menantunya Ade Rossi Khoerunisa pukul 22.00 WIB.

Mutiah, teman lama Djoko mengungkapkan, almarhum sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC) Kuningan, Jakarta, selama seminggu. “Baru kemarin (Kamis-red) beliau pulang ke rumah atas permintaan beliau sendiri,” tuturnya sambil menahan tangis saat ditemui tengah melayat, tadi malam.

Kata dia, sebelum dirawat di MMC, almarhum juga pernah menjalani perawatan di OMNI Hospital Serpong, Kabupaten Tangerang, selama seminggu. “Sejak pulang dari MMC, kesehatan beliau memang langsung turun drastis,” ujar perempuan yang telah berteman dengan Djoko sejak tahun 1970-an. Ditanya kondisi keluarga, Mutiah mengungkapkan, semua keluarga telah berkumpul. “Ibu Cucu sangat tabah, keluarga pun begitu,” urainya.

Djoko Munandar menjadi gubernur Banten periode 2001-2006 berpasangan dengan Ratu Atut Chosiyah. Selama memimpin Banten, banyak prestasi yang diukir Djoko. Namun sebelum masa jabatannya habis atau tahun 2005, Djoko Munandar dinonaktifkan sebagai gubernur oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena tersangkut kasus dugaan korupsi dana perumahan anggota DPRD Banten. Dia terbukti telah memperkaya orang lain, bukan memperkaya diri sendiri. Posisinya digantikan oleh Ratu Atut Chosiyah yang diangkat menjadi pelaksana tugas (Plt) gubernur. Saat ini Atut sudah menjadi gubernur berpasangan dengan HM Masduki. (mg-inna)

sumber: Radar Banten

13 November 2008

Marissa Didenda Rp 500 Juta


TANGERANG - Sidang gugatan perdata Yayasan Pendidikan (YP) Bodobudur melawan mantan Calon Wakil Gubernur Banten Marissa Haque, memasuki pembacaan vonis, kemarin. Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Tangerang menyatakan Marissa Haque bersalah dan dihukum untuk membayar uang ganti rugi sebesar Rp 500 juta. Marissa juga diwajibkan memasang iklan berisi permintaan maaf sebesar seperempat halamanan di harian Suara Pembaruan dan Rakyat Merdeka setelah adanya keputusan tetap. Hukuman itu merupakan kesimpulan sidang perdata gugatan dalam perkara Yayasan Pendidikan Borobudur kepada Marissa Haque.


Dalam amar putusannya, Ketua Majelis Hakim Zaid Umar Bobsaid menyatakan sebelumnya telah mengupayakan perdamaian antar keduanya. Namun, hal tersebut tidak berhasil. Setelah memeriksa bukti di persidangan, majelis hakim menyatakan Marissa bersalah telah melakukan pencemaran nama baik dan penghinaan terhadap Yayasan Pendidikan Borobudur Jakarta .

Marissa sebagai pihak tergugat menyatakan transkrip ijazah milik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah janggal, tetapi dalam sidang Marissa tak bisa membuktikan di mana kejanggalannya. “Pernyataan tergugat di media massa tersebut, mengakibatkan masyarakat kehilangan kepercayaan kepada lembaga pendidikan itu. Tergugat telah melanggar kepatutan, ketelitian, dan kehatian-hatian sehingga majelis hakim menyatakan tergugat telah melanggar hukum,” ujar Zaid Umar Bobsaid, kemarin sore.


Sebagai artis, lanjut Umar, politisi dan pernah menjadi calon wakil gubernur Banten apalagi dimuat di media massa seharusnya Marissa berhati-hati. Dalam sidang yang berjalan cepat itu, Marissa Haque tidak hadir. Yang hadir hanya dua orang kuasa hukumnya dan satu orang kuasa hukum dari Yayasan Pendidikan Borobudur.

Marissa Haque tidak menerima putusan PN Tangerang yang mengharuskan dirinya membayar Rp 500 Juta karena digugat oleh Universitas Borobudur. Dia pun meradang dan menuding Presiden ada di balik semuanya itu.

Tudingan Marissa kepada orang nomor satu di Indonesia itu karena, menurut Marissa, Presiden lah yang mengeluarkan izin agar Atut bisa ikut Pilkada dan akhirnya menang. Karena ketidakpuasan itu lah Marissa berencana mengajukan protes.

Universitas Borobudur menggugat Marissa karena dianggap mencemarkan nama baik institusi pendidikan itu. Kasus ini dimulai saat Marissa mengadukan Gubernur Banten Ratu Atut Choisiyah maju dalam Pilkada dengan bermodal ijazah palsu dari Universitas Borobudur. Ratu Atut tidak terima dan mengadukan Marissa karena telah mencemarkan nama baik namun kasusnya tidak berlanjut. Begitu juga dengan Universitas Borobudur yang mengajukan dan gugatan hingga putus vonis dengan kekalahan Marissa.

Menanggapi hal ini, Marissa menyatakan penolakannya membayar ganti rugi Rp 500 juta dan penyataan maaf. ”Saya lebih baik masuk penjara,” ujarnya, Senin. Kekalahan dia, menurutnya karena Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dilindungi oleh pemerintah. Buktinya, katanya, presiden sampai sekarang belum keluarkan surat izin untuk memeriksa Atut. Kuasa hukum Marissa, Khairil Poloan, menyatakan banding.

* dari berbagai sumber

Harus Bisa Jembatani Pemprov dan Pemkab

CIPUTAT – Meski belum menyebut nama calon yang akan diusulkan sebagai Penjabat Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), namun Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah memberikan sejumlah kriteria. Utamanya, sosok yang akan menduduki posisi nomor satu di Kota Tangerang Selatan itu, haruslah birokrat yang mampu menjembatani atau memfasilitasi Pemprov Banten dan Pemkab Tangerang selaku pemerintah induk.

“Sampai saat ini, Pemprov Banten belum menentukan siapa calon yang bakal diusulkan,” kata Atut saat ditemui di acara Gebyar Wisata Banten 2008, di BSD Junction, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Rabu (12/11).

Atut mengatakan, pengusulan nama calon Penjabat Walikota Tangerang Selatan menunggu pengesahan Undang-Undang Pembentukan Kota Tangerang Selatan dalam lembaran negara atau setelah ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Atut mengaku, untuk kriteria Penjabat Walikota Tangerang Selatan adalah sosok yang bisa memfasilitasi Pemprov Banten dan Pemkab Tangerang selaku pemerintah induk.

Atut mengaku, pihaknya mengusulkan kepada Mendagri Mardiyanto agar pada akhir tahun 2008 ini, Penjabat Walikota Tangerang Selatan dapat dilantik. Sehingga, pada 1 Januari 2009, Penjabat Walikota Tangerang Selatan dapat efektif menjalankan roda pemerintahannya.

MULAI DISOAL

Sementara iti, sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Komite Aliansi Masyarakat Cipasera (Kamera) mulai mempersoalkan salah satu birokrat yang disebut-sebut bakal diusulkan sebagai Penjabat Walikota Tangerang Selatan, yakni Nanang Komara.

Lembaga swadaya masyarakat ini menilai Nanang memiliki rekam jejak yang kurang baik di Kecamatan Pondok Aren.

Pada tahun 2003 lalu, terjadi tukar guling kantor Kecamatan Pondok Aren. Saat itu, Nanang menjadi Kepala Dinas Tata Ruang Kabupaten Tangerang, diduga mengetahui proses tukar guling kantor Muspika Kecamatan Pondok Aren dari Kelurahan Pondok Jaya ke Kelurahan Perigi Baru. (ang/dai)

sumber: radar banten

08 November 2008

DARI STUDI PEMBANGUNAN PEMUDA BANTEN KE BALI


Kabupaten Jembrana bukanlah Badung, Denpasar atau Gianyar yang menjadi induk pariwisata di Bali. Disana amat jarang dijumpai turis asing yang datang dari Eropa, Amerika, Afrika, Australia, Jepang, Taiwan, China dan berbagai negara asing lainnya, pemandangan kegiatan petani bersawah atau memanen sayuran justru menjadi kekhasan daerah ini. Jembrana memang tergolong kabupaten miskin di Bali, tetapi hampir seluruh jajaran pimpinan dan pejabat daerah diseluruh Indonesia gencar melakukan kunjungan ke Kabupaten yang terletak di ujung barat Pulau Bali ini, apa gerangan yang menjadi daya tariknya?


Sekitar 50 Orang dari berbagai unsur pemuda di Banten juga memilih Kabupaten Jembrana sebagai salah satu tempat untuk melaksanakan Studi Pembangunan Pemuda (SPP) 2008 ke Provinsi Bali pada 14-16 Oktober 2008.

Program SPP 2008 yang diselenggarakan atas kerjasama Dinas Pemuda Olah Raga (Dispora) Provinsi Banten dengan DPD KNPI Provinsi Banten ini terbagi menjadi 5 kelompok yaitu Bidang Koperasi dan UMKM, Bidang Pemerintahan, Bidang Pendidikan dan Pemuda, Bidang Budaya dan Pariwisata, dan Bidang Pertanian. “Mereka melakukan identifikasi kondisi objektif di Kabupaten Jembrana, membandingkan potensi dan mempertajam kemampuan para pemuda Banten, sehingga diharapkan SPP 2008 ini dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan di Provinsi Banten,” ujar Deni dari Dispora Banten yang turut mendampingi rombongan tersebut.

Kepada Banten Muda, Ketua DPD KNPI Provinsi Banten, Eten Hilman mengatakan bahwa Studi Banding sangat diperlukan. “Studi banding sangat diperlukan, bagaimanapun juga manusia pengetahuannya sangat terbatas dan butuh belajar sebagai langkah pengembangan wawasan. Prinsipnya perencanaan studi banding merupakan bagian integral pemenuhan kebutuhan untuk pengembangan pembangunan. Tujuannya adalah untuk belajar mengetahui lebih kongkrit kemajuan daerah lain untuk kemudian direkomendasikan untuk diterapkan kepada pengembangan pembangunan di Provinsi Banten,” paparnya.

Diceritakan oleh Nihlah, koordinator Bidang Pendidikan dan Pemuda, ditengah keterbatasan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dimilikinya, Jembrana sejak tahun 2001 berani membebaskan siswa sekolah negeri dari biaya SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) mulai tingkat SD hingga SMA atau sederajat. “Bahkan, para siswa juga dibantu dengan buku-buku paket pelajaran, untuk sekolah swasta, Pemkab Jembrana menyediakan bantuan berupa beasiswa bagi sejumlah siswa berprestasi,” katanya.

Sementara menurut Maman Maruf dari Bidang Pertanian, keberanian Pemkab Jembrana untuk membebaskan para petani sawah dari beban pajak bumi dan bangunan (PBB) atas lahan usaha miliknya itu patut diberikan apresiasi, “Semuanya disubsidi oleh pemerintah setempat, ini menari dan perlu kita pelajari dengan seksama, bagaimana subsidi untuk melunasi pajak PBB lahan sawah para petani, sama sekali tidak membebani Pemkab Jembrana,” terang Maman.

Hal senada juga dipaparkan Koordinator Bidang Pemerintahan, Khoirul Umam. Pemkab Jembrana yang hanya memiliki 7 dinas, 2 badan dan 2 kantor ini mengundang perhatian banyak kepala daerah di Indonesia untuk meniru pola kepemimpinan Bupati Jembrana. “Selain membebaskan biaya pendidikan dan pajak atas lahan usaha petani sawah, masyarakat di kabupaten Jembrana dibebaskan juga dari biaya pelayanan kesehatan. Lebih menarik lagi terkait kebijakan perijinan, pelayanan dan kependudukan, jika melihat sistemnya, perizinan di Jembrana bisa selesai dalam waktu yang cukup singkat. Masyarakat yang membutuhkan perizinan cukup mendatangi kantor bupati, lalu membaca berbagai persyaratan yang diperlukan, setelah dilengkapi , berkas yang telah diregistrasi langsung dimasukkan melalui kotak khusus yang secara otomatis terbuka dan tertutup setelah warga yang bersangkutan menekan tombolnya. Ini menutup kemungkinan pejabat dapat bertatap muka langsung dengan warga, sehingga sempit pula kesempatan bagi pejabat melakukan pungutan liar atau korupsi terhadap warga,” jelasnya.

Sedangkan sektor mata pencaharian masyarakat Jembarana yang mayoritasnya petani, terdiri dari petani padi, kelapa, coklat, vanili dan cengkeh menjadi daya tarik dan kelebihan tersendiri bagi Jembrana. “Jembrana memang bukan kabupaten yang menempatkan pariwisata sebagai andalan ekonominya, tapi kami melihat pertanian terutama sawah, peternakan dan perikanan menjadi sebuah ikon Budaya dan Pariwisata yang memiliki nilai jual tersendiri. Pemandangan kegiatan petani bersawah atau memanen sayuran serta ruas jalan utama yang selalu dipadati oleh truk-truk bermuatan hasil pertanian menjadi kekhasan daerah ini, pemandangan ini sekaligus menggambarkan betapa kontrasnya dinamika dan denyut nadi kehidupan Jembarana dengan Bali pada umumnya, dan terbukti Jembrana selalu dikunjungi banyak pihak,” ujar Yayah, koordinator Bidang Budaya dan Pariwisata.


Eten Hilman juga melihat Jembrana memiliki keunggulan dalam kebijakan pelayanan publik. “Menjadi daya tarik yang luar biasa karena ditengah keterbatasan PADnya, sejumlah kebijakan publiknya sungguh pro rakyat. Ini membuktikan Jembrana memiliki jiwa kemadirian. Kuncinya adalah kemampuan melakukan inovasi, kreatif dan efisiensi. Misalnya saja melakukan terobosan membuat pengadaan kartu pengenal pegawai negeri sipil (PNS) dengan bekerjasama dengan sebuah bank milik Pemerintah Provinsi Bali. Karena sekaligus merupakan kartu ATM, maka pengadaan untuk sekitar 5.000 PNS di Jembrana langsung dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Dengan demikian terjadi efisiensi, sementara disisi lain jajaran PNS didaerah mereka dibiasakan menabung dan berhubungan dengan bank.”

Eten menambahkan, para delegasi Studi Pembangunan Pemuda 2008 mendapat banyak pelajaran dari banyak langkah terobosan cemerlang yang dilakukan Pemkab Jembrana hingga menghasilkan penghematan biaya 20-50 persen guna memberikan pelayanan maksimal bagi masyarakatnya.

Selain berkunjung ke Kabupaten Jembrana, rombongan SPP 2008 bersilaturahmi dan berdialog seputar kepemudaan dengan jajaran pengurus DPD KNPI Provinsi Bali. Dalam kesempatan itu, Eten Hilman memberikan cendera mata berupa replika Menara Banten kepada ketua DPD KNPI Provinsi Bali, I Putu Gede Indriawan. *** (Wira)

sumber: Banten Muda Magazine

Pemuda, Pemecah Kesunyian Sejarah

Momentum peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda saat ini sudah seharusnya dimanfaatkan sebagai ajang introspeksi peran pemuda dalam perjuangan pada bentuk yang berbeda.

Introspeksi tersebut menjadi relevan karena saat ini kaum muda tampaknya kembali menuntut perannya dalam berbangsa. Tahun lalu misalnya, saat memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-79, muncul jargon-jargon yang dikumandangkan sekelompok kaum muda: "Saatnya kaum muda memimpin" dan "jalan baru, pemimpin baru". Oleh sejumlah kalangan, jargon-jargon tersebut diindikasikan sebagai sebuah momentum kesadaran akan perlunya kebangkitan pemuda Indonesia.

Setidaknya, inilah saat yang tepat untuk mempertanyakan kembali kiprah tokoh-tokoh muda di Tanah Air. Munculnya jargon-jargon semacam itu, menurut Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) Adhyaksa Dault, tidak bisa serta-merta disimpulkan sebagai sebuah bentuk kekecewaan kaum muda kepada generasi tua yang dianggap gagal membawa bangsa ini pada perbaikan.

"Harus menggunakan perspektif yang lebih luas untuk melihat jargon-jargon itu ketimbang memaknainya sebagai bentuk nafsu kuasa," ujar Adhyaksa. Mantan Ketua Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI, periode 1999-2002) itu menilai jargon-jargon tersebut merupakan bentuk kesadaran kaum muda untuk aktif dan peduli politik.

Lantas, bagaimana sejatinya peran pemuda saat ini? Berikut ini petikan wawancara dengan Menegpora yang ditemui di kantornya pekan lalu.

Sejak era sebelum kemerdekaan hingga awal Reformasi, kaum muda selalu berperan penting dalam proses perubahan di negeri ini. Mungkinkah momentum itu terjadi kembali?

Itu sesuatu yang sangat mungkin, sebab hal itu adalah keniscayaan sejarah. Konstelasi politik yang terbentuk di hampir setiap negara sampai detik ini masih menempatkan pemuda dalam posisi terdepan yang bisa diharapkan untuk memecahkan kebekuan. Tetapi, kemampuan tersebut tentu saja bukan monopoli kaum muda.

Meski begitu sejarah membuktikan, pemuda selalu punya peran penting dalam perubahan. Karena, pemuda punya jarak yang sedemikian rupa untuk memisahkan dirinya dengan konstelasi dan praktik kekuasaan. Saya tidak mengatakan pemuda itu independen. Tetapi, dibandingkan generasi tua, peluang kaum muda untuk memecah kebekuan jauh lebih besar.

Lantas, apa tantangan pemuda saat ini?

Memang masih ada keprihatinan terhadap pemuda saat ini seperti dalam kemampuan menjaga emosi. Banyak yang mudah marah. Buktinya, banyak tawuran yang hanya disebabkan hal-hal sepele. Banyak juga pemuda yang tidak mudah untuk mengendalikan kesenangan yang didapatkannya sehingga sering mengekspresikan dalam hal-hal yang berlebihan. Seperti menonton konser misalnya, banyak tindakan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Masalah-masalah ini harus diperhatikan.

Pada peringatan Sumpah Pemuda tahun lalu sempat muncul jargon "Saatnya Kaum Muda Memimpin" atau "Jalan Baru, Pemimpin Baru" dan seterusnya. Bagaimana Anda melihatnya?

Kalau Anda berpikir itu adalah indikasi munculnya kesadaran politik baru atau semacam enlightment (pencerahan) dari kaum muda di bidang politik, saya menyarankan agar tidak terburu-buru menarik kesimpulan. Saya melihat positif pemuda yang terlibat aktif dalam politik. Seperti pendapat Huygen, mereka adalah generasi yang kreatif dan inovatif. Ini dua pilar keberlanjutan pembangunan. Itu juga dua elemen yang dibutuhkan untuk keberlangsungan demokrasi dan pada gilirannya berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Jadi, ini perspektif untuk melihat jargon-jargon itu ketimbang memaknainya sebagai bentuk nafsu kuasa. Sebagai penumbuh kesadaran untuk aktif dan peduli dengan politik. Peduli dengan apa yang terjadi di parlemen atau pemerintahan. Itulah yang sebenarnya hendak disampaikan. Kalau tidak punya kesadaran untuk peduli, bagaimana bisa memecah kebekuan?

Sejalan dengan itu, apakah sudah kini saatnya melahirkan UU Kepemudaan?

Saya kira UU Kepemudaan itu menjadi kebutuhan. Zaman berubah, karena itu kita butuh infrastruktur sosial politik baru yang lebih memadai. Perlu dipahami, UU ini bukan latah atau untuk gaya-gayaan saja. Sampai saat ini, UU Kepemudaan masih kami rumuskan. Tujuannya sederhana, yakni mendorong sekaligus memastikan agar kaum muda ditempatkan sebagai subjek dalam pembangunan, agar tersedia lebih banyak akses untuk berkiprah dalam pembangunan.

Apakah saat ini kaum muda belum menjadi subjek utama pembangunan?

Di beberapa bidang, arus besar pembangunan kita sudah sedemikian rupa menempatkan pemuda sebagai subjek utama. Anda bisa lihat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan pemakaian narkoba dan seterusnya. Tapi dalam hal lain, pembangunan ekonomi misalnya, kaum muda belum begitu berperan.

Dalam politik belum maksimal. Tapi ini juga terkait dengan kapasitas dan pengalaman. Jadi, sifatnya dua arah, tidak bisa berdiri sendiri dan dipaksakan. Yang perlu ditekankan adalah keterlibatan aktif pemuda dalam pembangunan yang akan mendorong tercapainya perbaikan mutu pendidikan, peningkatan kualitas hidup, pelindungan hukum, dan hak asasi manusia yang pada akhirnya berdampak terhadap kelangsungan masa depan Indonesia.

Bagaimana seharusnya kaum muda sekarang merefleksikan gerakan pemuda 1928?

Saya tidak akan menggunakan pendekatan bernada sentimentil dalam persoalan ini. Misalnya bagaimana dulu kakekbuyut kita berjuang melawan penjajah, mengorbankan segalanya, dan seterusnya. Itu harus kita hargai dan jangan pernah dilupakan. Tapi jika kita berhenti di situ, saya khawatir Sumpah Pemuda akan dimaknai sekadar bagian dari romantisme sejarah Indonesia masa lampau, yang hanya mendapat tempat di museum. Apa yang kita dapatkan niscaya akan lebih banyak jika kita berusaha menangkap semangat yang berkembang pada masa itu.

Atmosfer yang hidup di tengah mereka dan menjadikannya sebagai inspirasi untuk melakukan sesuatu pada hari ini. Sumpah Pemuda yang kita peringati setiap 28 Oktober mengingatkan kita atas pentingnya dua hal: menangkap semangatnya dan menjadikannya inspirasi untuk melakukan sesuatu pada hari ini. Benar bahwa masa mereka hidup adalah masa ketika ideologi-ideologi besar tengah bergemuruh.

Kapitalisme, sosialisme, itu terus-menerus berdialog silih berganti di kepala mereka. Tapi, saya kira, mereka adalah orang-orang yang memilih untuk kehilangan kemudaannya. Kaum muda sekarang berada dalam kondisi "kritis". Maksud saya, kalau kita lihat, etos dan semangat kaum muda setelah masa Reformasi agak sedikit mengendur. Dalam arti tidak sekuat sebelumnya.

Bisa dijelaskan makna dan filosofi Menara Pemuda yang akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 28 Oktober 2008?

Bangunan itu didirikan dengan menggunakan tanah dan air dari 33 provinsi di Indonesia yang dibawa oleh semua pemuda dari seluruh negeri. Ini mempunyai makna filosofis bahwa bangunan itu tidak sekadar patung, tetapi sarat makna sebagai perekat bangsa dan semangat generasi muda untuk bersatu membangun dan mempertahankan negeri ini. Hal itu tidak boleh sebatas ngomong, tetapi harus diterjemahkan dalam program jelas yang akan membawa kita pada cita-cita suci tersebut.

Menara itu merefleksikan semangat pemuda, terutama dalam menjaga keutuhan negara-bangsa Indonesia. Itu yang utama. Semangat nasionalisme, persatuan dan kesatuan harus terus dipupuk ke anak cucu, terutama bagi generasi muda. Ada rangkaian acara yang melengkapi peresmian menara itu seperti pemberian penghargaan kepada pemuda pelopor tingkat nasional di lima bidang, yaitu kewirausahaan, pendidikan, teknologi tepat guna, budaya dan pariwisata, serta kebaharian.

Lalu juga Jambore Pemuda Indonesia yang akan mengundang 1.200 pemuda dari seluruh provinsi di Indonesia di Cibubur, kemudian bakti pemuda ke daerah-daerah, antarprovinsi.

Dengan demikian para pemuda itu akan berbaur bersama tanpa sekat apa pun?

Saya berharap apa yang kamilakukan itu, meski tidak bisa dibayangkan sebagai suatu gerakan yang besar, bisa menjadi pengingat bagi kaum muda untuk terus memperbaiki diri dan berkaca demi kemajuan, persatuan, dan kesatuan bangsa kita.� (sindo//mbs)

sumber: okezone.com

Berharap Banten Lebih Maju


Kali ini Provinsi Banten berulang tahun yang ke-8. Tapi apakah anak muda Banten tahu kelahiran provinsinya sendiri? Lalu, adakah harapan sobat RJ agar Banten lebih maju lagi kedepannya?

***

Ishmah Azhar (19), mahasiswa Fakultas Ekonomi Untirta semester III, mengaku tidak hafal HUT Provinsi Banten. “Saya tahunya bulan Oktober, tapi nggak tahu tanggalnya,” kata gadis berkerudung ini.

Sama dengan Ishmah, Astri (20), mahasiswa IAIN Fakultas Tardab semester VII juga mengaku tidak tahu tanggal pembentukan Provinsi Banten. “Mmmm, nggak tahu juga sih kapan tepatnya. Tapi pastinya bulan-bulan ini karena banyak banget spanduk ucapan selamat HUT Banten,” katanya terkekeh.

Ketidaktahuan kelahiran Provinsi Banten bisa jadi karena Banten belum begitu melekat di hati mereka. Namun diakui Ishmah, Banten kini menjadi provinsi yang ditempatinya sejak dua tahun silam, jadi ia berusaha untuk mencintai Banten.

“Saya bangga koq sama Banten, karena Banten punya sumber daya yang bagus. Walaupun belum semuanya digali,” kata gadis asal Jawa Barat ini.

Kebanggaan terhadap Banten menyulut harapan-harapan mereka akan Banten. Bagi Astri, kemajuan Banten tentu menjadi harapannya. “Kalau Banten maju, kita bisa semakin dikenal orang,” ujar gadis putih ini.

Sementara bagi Ishmah, kemajuan Banten perlu didukung. Menurutnya, kemajuan itu bisa dimulai dengan memperbanyak lapangan pekerjaan, sehingga mengurangi pengangguran. Terus, kata Ishmah, orang-orang Banten juga harus membenahi pola pikir untuk maju. “Para pemimpinnya harus lebih dulu maju dan jangan korupsi. Kalau kita kan masih lama jadi pemimpin, jadi yang sudah memimpin yah harus lebih maju dari masyarakatnya dong,” ungkapnya.

Lain Ishmah, lain pula dengan Panji (22), mahasiswa Fakultas Ekonomi Untirta. Mahasiswa asal Pandeglang ini mengaku pembangunan di Banten yang paling ia rasakan di daerahnya yaitu dengan diperlebarnya jalan raya provinsi. “Jalannya jadi lebih lebar, jadi gue ngerasa nyaman kalau bolak-balik ke kampus,” ungkap pria yang senang nyanyi lagu-lagu Jepang ini. Tapi tidak sedikit pula jalan-jalan provinsi yang masih rusak dan berlubang di daerah-daerah tertentu. “Gue berharap pemerintah bisa lebih perhatian lagi, karena gue suka gondok kalau lewat jalan-jalan yang berlubang,” ungkapnya.

Sammy (17) siswa asal Pandeglang yang kini sekolah di Ponpes Daar el-Qalam Tangerang ini mengatakan bahwa ia dulu pernah tahu HUT provinsi Banten, tapi sekarang sudah lupa. Menurutnya, perkembangan yang paling menonjol di Provinsi Banten di bidang pariwisata. Banyak wisatawan lokal maupun asing berkunjung ke tempat-tempat wisata di Banten, seperti Anyer, Cerita, bahkan gunung Pulosari. “Apalagi habis lebaran kayak gini, pasti rame banget yang datang,” tambahnya. Ia berharap pembangunan pariwisata di Banten dapat lebih dikelola dengan baik agar wisatawan semakin bertambah.

Hal senada disampaikan Vima (17) siswi SMA 8 Pandeglang, Banten terkenal di bidang wisatanya. “Aku paling seneng kalau udah jalan-jalan ke pantai, seru banget! Apalagi bareng sama temen-temen,” ungkap siswi yang pandai berbahasa Inggris ini. Tapi menurutnya, perkembangan Banten belum merata. Masih banyak daerah yang sulit terjamah dan belum memiliki sarana memadai. “Biasanya dilihat dari pembangunan jalan yang masih rusak,” ucapnya. Ia berharap Provinsi Banten dapat lebih maju dan memperhatikan pembangunannya agar merata.

Nuning Widiar (20), mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Untirta Cilegon mengaku tidak tahu kalo Banten berulang tahun yang ke-8 beberapa waktu lalu. Ketidaktahuannya itu ia dapat karena tidak ada sosialisasi dari pihak terkait. “Emang sih banyak banget spanduk di jalan yang isinya ngucapin HUT Provinsi Banten, tapi gue nggak ngeh aja kapan tepatnya Banten berulang tahun. Setahu gue, tahunnya doang tapi kalo tanggal dan bulan nggak tahu,” tutur cewek yang juga berulang tahun di bulan Oktober ini.

Kata Nuning, kebanyakan anak muda khususnya remaja di Banten tidak tahu kapan Banten menjadi propinsi. Hal itu diakuinya memang miris sebab ia dan temannya saja sampe nggak tahu kalo daerah asalnya merayakan ulang tahun. “Kalo dinilai sih emang kebangetan sampe nggak tahu HUT daerah tempat tinggal sendiri. Meskinya kita sebagai anak muda minimal tahu kapan provinsi yang kita tempati merayakan hari jadinya,” katanya.

Senada dengan Nuning, Intan Wahyuni (23), mahasiswa Jurusan Ekonomi Amik Serang juga tidak tahu kalo hari jadi Banten jatuh pada 4 Oktober lalu. Bahkan ia baru tahu ketika RJ meminta pendapatnya tentang HUT Banten. “Emang Banten ulang tahun ya? Kok saya baru tahu dari RJ,” ujarnya tersipu malu.

Ketika ditanya soal pembangunan di Banten, cewek berkerudung ini lantas menjawab lumayan. Katanya, lumayan ada kemajuan dan sedikit perbaikan. “Kalo dinilai saat ini sih lumayan udah ada perbaikan yang mengarah kemajuan meski banyak hambatan salah satunya adanya korupsi,” tuturnya.

Intan nuturin, kalo hambatan dapat diselesaikan dengan baik, Banten bakal maju dengan pesat. “Saya optimis kalo hambatan itu bisa di atasi dengan baik. Sehingga propinsi tercinta ini bisa menyaingi propinsi lainnya. Sebab kita punya banyak budaya yang bisa digali,” imbuhnya.

Hal itu juga dikatakan Ajiz (17), siswa kelas 3 di SMA 3 Ciputat ini mengaku kalau dirinya tidak tahu bahwa tanggal 4 Oktober adalah hari jadi Provinsi Banten. “Hari Jadi Banten? Engga tau ka... Harusnya ulang tahun Provinsi Banten disosialisasiin, jadi kita tau dan ikut merasakan perjuangan di Banten” akunya sambil tersenyum.

Namun saat ditanya tentang kondisi Banten saat ini, Ajiz mengaku pembangunan di Banten sudah banyak berkembang sejak Banten menjadi provinsi, seperti pembangunan infrastuktur dan pembangunan di sektor lainnya. Tapi Ajiz menyayangkan pembangunan infrastruktur di Banten tidak dibarengi dengan pembangunan sumber daya manusianya. “Pembangunan di Banten udah keliatan berkembang, tapi sayang orangnya masih sama aja, engga ada perubahan berarti” jelas siswa yang menjadi ketua Pramuka di SMA 3 Ciputat tersebut.

Ajiz berharap, dengan ulang tahun Banten ke-8 ini, masyarakat Banten khususnya pelajar dan kaum muda makin bangga dengan Banten. “Kita harus cinta Banten, semoga Banten lebih mandiri dan lebih berkembang lagi” ujarnya menegaskan.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat Ajiz, Hikma (16) Siswa SMA 1 Ciputat ini juga mengaku tidak tahu kalau Banten berulang tahun pada 4 Oktober kemarin. Menurutnya tidak ada yang istimewa dengan hari jadi Banten ke-8 ini, apalagi untuk masyarakat di daerah Tangerang Selatan seperti dirinya yang lebih banyak “bergaul” dengan Jakarta. “Kebanyakan masyarakat kayaknya acuh tak acuh dengan Banten, kita engga tau kalo Provinsi Banten ulang tahun, kita tu kalau sukses lebih mentingin individunya, bukan karena Banten” ungkap gadis yang akif di ekskul PASKIBRA dan menjadi anggota pengibar Bendera untuk Kabupaten Tangerang pada 17 Agustus lalu.

Menurut Hikma hilangnya rasa kebanggan terhadap Provinsi Banten dikarenakan pemerintahan di Banten kurang dekat dengan rakyatnya, juga tidak ada sosialisi dari pemerintah tentang kondisi Banten saat ini. “Kemarin aja waktu pembukaan fly over di Ciputat bukan Bupati apalagi Gubernur yang buka, cuma orang biasa,” jelas siswi yang masih duduk di kelas 3 SMA tersebut coba membuktikan.

Tapi terlepas dari sikap terhadap Provinsi Banten, Hikma mengaku banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai pelajar dan kaum muda yang menjadi bagian dari Banten. “Kita harus berperan untuk Banten, salah satunya adalah dengan mengembangkan kreativitas dan meningkatkan prestasi,” ungkapnya penuh senyum.


sumber: radarbanten


Sumpah Pemuda Ke-80, Jiwa Dan Semangat Pemuda Perlu Di-reaktualisasi

Ada yang berbeda yang disampaikan Gubernur Banten, Hj. Ratu Atut Chosiyah di Hari Sumpah Pemuda, Selasa (28/10) kemarin. Menurut gubernur wanita ini, jiwa dan semangat pemuda perlu direkontruksi dengan tiga pilar, profesionalitas, integritas, dan solidaritas. Dari sambutan Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Adyaksa Dault yang dibacakannya, Atut menyampaikan, profesionalitas yang dimaksud, pemuda harus memiliki etos kerja, terampil, dan memiliki keahlian di bidangnya.

Dia juga menyebutkan, pilar lainnya adalah integritas. Artinya, lanjut Atut, pemuda harus memiliki akhlak mulia, jujur, dan berbudi pekerti luhur. Sedangkan pilar ketiga yaitu solidaritas, seorang pemuda harus bisa menunjukkan empati sosial dan memiliki kemampuan berbagi dengan masyarakat. “Tiga pilar inilah yang akan menopang peran serta pemuda dalam pembangunan, termasuk pembangunan daerah Banten ini,” ujar Atut menambahi sambutan Menpora pada peringatan hari Sumpah Pemuda ke-80 di Alun-Alun Serang. Dia juga mengatakan, jiwa dan semangat pemuda perlu di-reaktualisasi yang ke depan dapat menjadi langkah serius untuk menjaga integritas bangsa.

Dalam peringatan Sumpah Pemuda yang mengambil tema “Sewindu Banten”, 80 Tahun Sumpah Pemuda, dan 100 Tahun Kebangkitan Nasional, Atut juga mengatakan, perlunya peningkatan prestasi Banten dalam semua bidang. “Kami mengharapkan pemuda mempunyai mental bertanding dan bisa membanggakan bagi daerah, sekaligus menciptakan iklim kondusif, dan dapat menghindari perilaku negatif,” lanjut dia mengomentari butuhnya semangat pemuda dalam Pekan Olah Raga Pelajar Daerah (Popda) Kabupaten Serang ke-IV yang akan diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Serang.

Di lokasi yang sama, salah satu tokoh muda, yang juga putra Gubernur Banten, Andika Hazrumy kepada sejumlah wartawan mengatakan, pemuda adalah sebagai ujung tombak pembangunan, tapi pemuda juga rentan terhadap pengaruh perilaku negatif. “Melalui peringatan Sumpah Pemuda ini, momen yang tepat untuk merajut kembali semangat dan rasa nasionalisme pemuda di mana makna Sumpah Pemuda mulai luntur. Dan sekarang saatnya pemuda bersatu padu bangkit bersama membangun negeri,” imbuh Anggota Karang Taruna Banten ini.

Sekedar informasi, peringatan Hari Sumpah Pemuda juga diisi dengan atraksi pencak silat yang dibawakan anak usia sekolah dasar hingga SMP serta parade ratusan atlet dari tujuh Kabupaten/Kota se Provinsi Banten. (Maulana SP)


sumber: www.suarabanten.com

27 Oktober 2008

Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Wanita Pertama di Indonesia yang Dipilih Langsung

Sempat Gundah ketika Disudutkan dengan Isu SARA - Ratu Atut Chosiyah bakal menjadi gubernur wanita pertama di Indonesia yang dipilih secara langsung. Ini jika suaranya dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Banten yang dihelat Minggu (26/11) lalu benar-benar tak terkejar oleh tiga pasangan lain. Bagaimana dia menyiapkan strategi kemenangannya?

Suara pasangan Atut-H M. Masduki hingga kemarin belum terkejar. Berdasarkan data di KPUD Banten hingga pukul 21.40 tadi malam, pasangan incumbent itu telah mengantongi 1.414.569 suara, atau sekitar 40,2 persen.


Rival terberat Atut, yakni pasangan Zulkieflimansyah-Marissa Haque, harus puas di urutan kedua dengan perolehan suara 1.155.849 atau (32,9 persen).


Kemarin sekitar pukul 13.15, Jawa Pos mendatangi rumah Atut yang megah di Jl Bayangkara, Cipocok Jaya, Serang, Banten. Rumah itu berdiri di atas lahan seluas 30 m x 100 m. Di halaman depan tumbuh berbagai tanaman hijau nan asri. Di areal parkir belakang terlihat beberapa mobil. Di antaranya Toyota Alphard, Mercedes-Benz, Nissan New Terrano, Toyota Land Cruiser, dan Kijang Innova.


Sayang, hari itu Atut bersiap-siap mendatangi sidang paripurna di DPRD Banten terkait jabatannya sebagai Plt gubernur Banten. Karena itu, dia tak bisa lama berbincang dengan Jawa Pos.


"Saya harus ke DPRD menghadiri sidang paripurna," kata wanita yang masih tampak cantik di usia 44 tahun itu. Gurat-gurat bahagia terpancar kuat di wajahnya.


Ketika ditanya seputar aksi sekelompok masyarakat yang memprotes keabsahan Pilgub Banten karena sejumlah orang tak bisa mencoblos, Atut menganggapnya sebagai hal biasa. "Itu bagian dari dinamika politik yang bisa terjadi. Itu persoalan klasik," kata putri H Tubagus Hasan Sohib, ketua Persatuan Pendekar Persilatan Seni Budaya Banten Indonesia itu. Atut yakin semua itu bisa dia lalui dengan baik.


Wanita yang pernah mendapat penghargaan Anugerah Citra Kartini 2003 itu mengawali jenjang politik ketika menjadi cawagub, mendampingi H Djoko Munandar maju dalam Pilgub Banten 2001. Kala itu, majunya Atut sebagai Wagub sempat ditentang sekelompok masyarakat. Mereka mempersoalkan naiknya perempuan menjadi pemimpin di daerah.


Tapi, suara yang menolak Atut ternyata jauh lebih kecil daripada yang mendukung. Pasangan Djoko Munandar-Atut akhirnya berhasil memenangi Pilgub Banten 2001. Dalam perjalanannya, Djoko dijebloskan ke tahanan karena tersangkut kasus korupsi. Akhirnya, Atutlah yang harus menggantikannya sementara sebagai Plt gubernur Banten.


Sejak itulah, energi Atut lebih terforsir untuk menjalankan roda pemerintahan sebuah provinsi yang baru berdiri, hasil pemekaran dari Provinsi Jawa Barat itu. Waktu untuk keluarga pun menjadi berkurang. Beruntung, dalam menjalankan tugasnya, Atut mendapat dukungan penuh sang suami, Hikmat Tomet dan tiga anaknya (Andika Hazrumy, Andriana Aprilia, dan Ananda Trianh Salichan). "Kuncinya adalah saling pengertian," kata wakil bendahara DPP Partai Golkar itu.


Kini Atut hampir pasti dilantik sebagai gubernur Banten. Bagaimana dia mengomentari pasangan Zulkieflimansyah-Marissa Haque yang menjadi lawan beratnya? "Saya sudah ditelepon oleh Pak Zul. Beliau memberikan ucapan selamat," kata mantan Dirut PT Sinar Ciomas Putra Utama itu. Atut mengatakan, dalam telepon Zulkiefli menyatakan siap membantu proses pembangunan Banten. "Beliau akan membantu melalui posisinya yang kini masih menjadi anggota Komisi VI DPR," ujarnya.


Atut menambahkan, sejak awal dia memang dekat dengan Zulkiefli. "Relasi saya dengan Pak Zul itu tidak hanya karena kenal setelah melalui proses Pilkada Banten ini," katanya. Tetapi, lanjutnya, dalam proses pembangunan Banten selama lima tahun, dia terus berkoordinasi intensif dengan Zulkiefli, khususnya terkait program pembangunan daerah yang membutuhkan kebijakan di tingkat parlemen.


Bagaimana Marissa? Atut mengaku, hingga saat ini memang belum pernah berkomunikasi secara langsung dengan Marissa. "Kami tidak ada masalah. Suatu saat kalau bertemu, pasti akan saya sapa duluan," tuturnya.


Ketika ditanya soal persiapannya dalam Pilgub Banten, Atut mengaku hanya perlu waktu satu tahun. Ini untuk mempersiapkan tim sukses dan strategi pemenangannya. Atut yang didukung koalisi tujuh partai (PDIP, Partai Golkar, PDS, PBB, PKPB, PBR, P. Patriot) juga memanfaatkan jasa konsultan politik dari Denny J.A., direktur eksekutif LSI (Lingkaran Survei Indonesia).

Penerima anugerah Bintang Manggala Karya Kencana itu mengaku, selama menjalani proses politik di Pilgub Banten sempat merasa gundah. Tepatnya ketika diserang dengan isu bahwa dirinya telah mendirikan gereja di setiap kecamatan di Provinsi Banten. "Black campaign kepada saya itu mengalir sangat deras sejak satu setengah tahun lalu, bahkan sebelum proses pilkada ini berlangsung," katanya.

Tekanan dari rival politik yang menyudutkan itu membuat Atut merasa perlu menginstropeksi diri. "Barangkali, saya pernah menyakiti atau juga menyalahi ketentuan," tuturnya. Namun, jika memang yakin tidak melakukan, dirinya hanya bisa bersikap pasrah menghadapi ujian tersebut.

Ada persiapan khusus menjelang pelantikannya? Atut mengatakan tidak ada. Dia juga mengaku merasa biasa-biasa saja. "Datar-datar saja seperti hari-hari biasa," kata wanita yang sebelumnya dikenal sebagai pengusaha sukses di Banten itu.

Atut mengatakan mencoba ikhlas menerima segala kemungkinan yang terjadi. "Lagi pula, kalau Tuhan berkehendak mengangkat derajat seseorang, tidak ada kekuatan satu pun yang mampu menghalangi," ujarnya. "Karena itu, saya merasa diberi ketenangan di tengah terpaan cacian, cercaan, dan makian," imbuhnya. (*)
Sumber: Jawa Pos, 30 November 2006

Berpolitik, PNS Langsung Pecat


JAKARTA - Ini peringatan keras bagi para pamong praja. Jika masih ingin jadi pegawai negeri sipil (PNS), mereka harus jauh-jauh dari aktivitas politik.

Jika terbukti menjadi anggota parpol, Depdagri memastikan langsung dipecat. Tidak ada toleransi, kalau terbukti maka tindakan tegas itu pasti dilakukan, ujar Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri Progo Nurdjaman di kantornya, Rabu (25/4).

Progo meminta setiap gubernur dan kepala daerah benar-benar memantau anak buahnya. Tanpa netralitas, kewibawaan pemerintah akan jatuh, ujarnya.

Dasar hukum yang digunakan Depdagri adalah UU 43 Tahun 1999 tentang Kepegawaian terutama pasal tiga sampai pasal lima. Kami khawatir jika PNS menjadi anggota parpol, maka konsentrasinya akan terganggu dan menguntungkan golongannya saja, katanya.

Mantan Dirjen Otonomi Daerah itu menambahkan, menjelang pemilu 2009 netralitas PNS memang sedang jadi pertaruhan. Sebab, banyak yang mengincar abdi negara itu menjadi bagian dari kekuatan politik parpol. Itu tidak bisa dibiarkan. Inspektorat Jenderal (Depdagri) juga telah bergerak memantau di daerah, kata Progo.

Dia menyarankan pamong praja yang hendak menjadi anggota parpol dengan sukarela mengundurkan diri. Pilih saja mau jadi politisi atau PNS. Jangan dilakukan sama-sama, katanya. Progo yang juga Ketua Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) itu juga melarang PNS memihak dalam Pilkada. Apa pun iming-imingnya harus ditolak, ujarnya.

Dihubungi secara terpisah, politisi Partai Golkar Ferry Mursyidan Baldan menilai fungsi kontrol dari masyarakat lebih dominan dibanding mengandalkan imbauan dari pemerintah. Masyarakat lebih tahu kalau ada PNS yang berkegiatan politik praktis, ujarnya.

Anggota Komisi II (Bidang Pemerintahan) DPR itu menilai imbauan Depdagri belum sepenuhnya manjur menghadapi realitas di lapangan terutama dalam Pilkada di daerah-daerah yang jauh dari pusat kekuasaan. Siapa yang bisa mengawasi ribuan PNS dalam satu waktu. Saya yakin pasti masih ada yang melakukan pemihakan politik, katanya.

Apakah termasuk di Partai Golkar? Menurut Ferry, sikap partainya sebenarnya justru mempertanyakan kebijakan Depdagri yang melarang PNS berpolitik. Perlu diperjelas dulu apa yang dimaksud berpolitik. Sebab, bukankah hak setiap warga negara untuk ikut terlibat dalam pemerintahan. Termasuk berpolitik, ujarnya. (jpnn)

sumber: jppn

8 Balon DPD Tak Lolos Verifikasi

SERANG – KPU Banten menyelesaikan proses verifikasi faktual bagi bakal calon (balon) anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) peserta Pemilu 2009. Hasilnya, sebanyak 8 balon anggota DPD, dinyatakan tidak lolos verifikasi.

Ketua Pokja Verifikasi KPU Banten Lukman Hakim mengatakan, 8 balon tersebut dinyatakan tidak lolos verifikasi, sebab berdasarkan verifikasi faktual, ke-8 balon tersebut dukungannya tidak mencapai 3.000, seperti yang disyaratkan. “Ada juga yang administrasinya tidak lengkap,” terang Lukman yang dihubungi, Jumat (29/8).

Namun, Lukman tidak bersedia menyebutkan nama-nama balon anggota DPD yang tak lolos verifikasi tersebut. “Karena tahap di KPU Banten belum final. Ini juga kesepakatan pleno di KPU Banten untuk tidak menyebutkan nama-namanya,” kilah Lukman.

Ditegaskan, KPU Pusat yang akan menyebutkan nama-nama balon DPD yang lolos. “Itu sudah berupa DCS (daftar calon semntara-red),” ungkap mantan anggota Panwas Pemilu 2004 ini.

Meski demikian, Lukman mengungkapkan ke-8 balon yang tak lolos verifikasi itu bagian dari 9 balon DPD yang pada saat verifikasi faktual tahap pertama, jumlah dukungannya tidak memenuhi syarat.

Lukman menambahkan, walaupun proses di KPU Banten telah selesai, namun proses verifikasi lanjutan akan dilakukan oleh KPU Pusat. “Karena itu, KPU Pusat meminta kita (KPU Banten-red) untuk melampirkan seluruh berkas bakal calon beserta hasil verifikasi,” paparnya.

Dia menegaskan, proses di KPU Pusat untuk memastikan apakah penetapan sudah atau belum memenuhi syarat oleh KPU Banten sama dengan penilaian KPU Pusat. “Ini yang akan diverifikasi lagi oleh KPU Pusat. Jadi bisa saja ada perubahan. Bisa jadi setelah disortir KPU Pusat ternyata yang tadinya tidak memenuhi syarat jadi berubah memenuhi syarat,” terang Lukman. (esl)

sumber: radar banten

69 Balon DPD Lolos di Pusat

SERANG – Para bakal calon (balon) anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Provinsi Banten sudah harus bersiap-siap untuk berkompetisi memperebutkan suara agar bisa duduk sebagai senator di Senayan.

Terhitung sejak 26 September lalu, KPU Pusat sudah mengumumkan nama para balon DPD dalam daftar calon sementara (DCS) DPD peserta Pemilu 2009.

Ketua Pokja Verifikasi KPU Banten Lukman Hakim membenarkan lolosnya ke-69 bakal calon dalam DCS. “KPU Pusat sudah mengumumkan DCS untuk DPD dari provinsi Banten. Namun, kami memang belum menerima tembusannya. Tapi sudah bisa diakses masyarakat di websitenya KPU,” papar Lukman, Minggu (5/10).

Ia juga memastikan ke-69 balon DPD yang diserahkan KPU Banten ke KPU Pusat lolos verifikasi DCS. “Memang sebelumnya KPU Pusat sempat meminta klarifikasi KPU Banten atas berkas sejumlah bakal calon. Kita sudah berikan klarifkasi dan selesai,” tandasnya.

Dalam waktu dekat, imbuh Lukman, KPU Banten akan mendapatkan daftar beserta foto calon DPD untuk disosialisasikan. “Soal nomor urut juga nanti KPU Pusat yang menentukan,” ungkapnya.

Berdasarkan data di www.kpu.go.id, 69 nama balon DPD sudah masuk dalam DCS beserta foto wajah masing-masing balon. Namun, KPU Pusat belum mencantumkan nomor urut balon DPD.

Sejumlah nama yang sudah tak asing lagi, seperti bekas anggota DPRD Banten, anggota KPU Banten, akademisi, serta tokoh masyarakat dan yang saat ini masih menjabat sebagai anggota DPD RI, masuk dalam DCS. Termasuk anak Gubernur Banten dan anak anggota DPD RI juga masuk dalam DCS. (esl)

sumber: radar banten

3 Anggota Panwas Pemilu Banten Ditetapkan

SERANG – Tiga anggota Panitia Pengawas (Panwas) Pemilu Provinsi Banten ditetapkan Badan Pengawas (Bawas) Pemilu untuk mengawasi pelaksanaan Pemilu 2009 di Provinsi Banten. Penetapan tiga anggota Panwas Pemilu Provinsi Banten diketahui Selasa (26/8) lalu.

Ketiga anggota Panwas Pemilu Banten ini adalah Sys Dharnanto, Ranthi Pancasasti, dan HA Taufik. Sebelumnya mereka mengikuti fit and propert test, Rabu (20/8) lalu, bersama tiga orang lainnya yang tak lolos uji kelayakan, yakni Asep Herman Soesilo, Retno Silitonga, dan Agus Setiawan.

Salah satu anggota Panwas Pemilu Banten, Sys Dharnanto yang dihubungi kemarin (Rabu, 27/8) membenarkan telah adanya penetapan anggota Panwas Pemilu 2008. “Saya sudah terima salinan keputusan Bawaslu dan undangan untuk pelantikan,” ungkap Sys.

Rencananya, kata dia, pelantikan anggota Panwas Pemilu Banten akan dilaksanakan Jumat (29/8) di Jakarta, pukul 09.00.

Terpisah, anggota KPU Banten, Didih M Sudih menyambut baik pelantikan yang sekaligus menandai terbentuknya Panwas Pemilu di Provinsi Banten. “Kita sangat gembira, karena Panwas akan bermitra dengan kita (KPU Banten-red). Karena selain akan mengawasi KPU, pelaksanaan di luar juga sudah membutuhkan pengawasan,” ungkap Didih di kantor KPU Banten.

Dia berharap, setelah Panwas Pemilu Banten dilantik dapat langsung menindaklanjuti pembentukan Panwas Pemilu kabupaten/kota di Banten. (esl)

sumber: radar banten

1.020 Bakal Caleg di DPRD Banten


SERANG – Sebanyak 1.020 bakal calon anggota legislatif (caleg) dari 28 partai politik (parpol) mendaftarkan diri untuk bisa berebut kursi di DPRD Banten pada Pemilu 2009, berdasarkan data di KPU Banten, Kamis (21/8).

Dari jumlah itu, terdapat 4 parpol terdapat 4 parpol yang mendaftarkan caleg ganda yang diajukan oleh kepengurusan parpol yang berbeda. Ke-4 parpol itu adalah, Partai Perjuangan Demokrasi Indonesia (PPDI), Partai RepublikaN, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Persatuan Pembangunan.

Caleg PPDI diajukan dua kepengurusan yaitu, kubu Hadi Abdul Madjid dan kubu Yoyo Gundero Suwandi. Sementara PKB, seperti diketahui, terdapat dua versi caleg yakni, versi Ketua DPW PKB Banten Thoni Fathoni Mukson (kubu Gusdur) dan versi Ketua DPW PKB Banten Rahmat Abdul Ghani.

Sementara PPP Banten ada versi Dimyati Kusumah dan versi Wakil Sekretaris E Hafadzah. Khusus PPP, meski nama caleg tidak berbeda, namun dalam penomoran urut dua versi caleg ini jelas berbeda. Versi E Hafadzah, beberapa nama seperti Ali Fauzan berada di nomor urut satu untuk caleg DPRD Banten dari daerah pemilihan (DP) Kota Cilegon, HM Sayuti nomor urut satu di DP Kota Tangerang, E Hafadzah nomor urut satu di DP Kabupaten/Kota Serang, Tati Haryati di DP Kabupaten Lebak, Yayat Supriyatna di DP Pandeglang dan Makmun Muzaki di DP Kabupaten Tangerang. Sebagai pembanding, di daftar caleg versi Dimyati, nama Makmun Muzaki berada di nomor urut 4.

Hal itu dibenarkan Makmun Muzaki. “Iya di nomor empat,” ungkapnya ketika bertemu di kantor KPU Banten. Ketua Pokja Pencalonan KPU Banten Lukman Hakim mengatakan, pihaknya akan bersikap hati-hati dalam menangani caleg yang diajukan dari kepengurusan parpol ganda. “Kami tidak akan mengambil kebijakan sendiri. Kami akan berkoordinasi dengan KPU Pusat. Jadi saat ini, kami menunggu ‘perintah’ dari KPU Pusat,” ujarnya.

Lukman menegaskan, menerima caleg dari kepengurusan parpol ganda karena pada 19 Agustus lalu adalah batas akhir pendaftaran caleg. “Kami memang berhak menerima pendaftaran caleg. Setelah itu baru diverifikasi dan akan ketahuan parpol mana yang akan diputuskan berhak mendaftarkan caleg. Yang jelas, hanya satu kepengurusan yang berhak mengajukan caleg,” ujar mantan aktivis mahasiswa ini.

Anggota KPU Banten lainnya, Didih M Sudih menegaskan bahwa KPU bersikap netral dalam menyikapi baik kepengurusan parpol ganda maupun pencalegan ganda ini. “KPU menginginkan legalitas azas legalitas dengan mengacu pada perundangan yang berlaku. Tidak masuk dalam internal parpol,” tandas Didih melalui telepon. “Saat ini verifikasi sedang berjalan,” imbuhnya. (esl/alt)

sumber: radar banten


Andika Sambut Obor Nusantara

SERANG - Koordinator Obor Nusantara Provinsi Banten meminta kepada masyarakat Banten untuk mendukung kegiatan Obor Nusantara yang diselenggarakan untuk memperingati 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional. Pasalnya, dalam penyelenggaraan tersebut akan dikemukakan berbagai hal tentang ruh kebangsaan dan bernegara untuk menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kegiatan Nasional yang bertemakan "Bersatu Membangun Negeri" ini bertujuan untuk membangkitkan spirit kebangsaan dan memupuk nasionalisme bangsa Indonesia dengan diawali pembawaan obor Merah Putih yang dibawa mengelilingi 33 provinsi dan 207 kabupaten/kota se- Indonesia. "Agenda ini diawali dengan penyulutan api untuk Obor Nusantara berwarna merah dari kota Sabang dan warna putih dari Merauke pada tanggal 5 Juni 2008 lalu, dan pada tanggal 26 Juli nanti obor berwarna merah tersebut akan sampai di Banten dari Lampung" kata Ketua Panitia Kirab Obor Nusantara Banten, Andika Hazrumy kepada sejumlah wartawan, Kamis (17/7) kemarin.

Masih kata Hazrumy, nantinya obor itu akan dipertemukan saat acara puncak di Ibukota Negara, DKI Jakarta pada tanggal 17 Agustus sekaligus untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. "Sebelum sampai Jakarta, Obor Merah akan dibawa keliling ke seluruh wilayah Banten mulai dari Kota Cilegon sampai Kota Tangerang". jelasnya.


sumber: Harian INDO POS (18 Juli 2008)


Andika Hazrumy Calon DPD Banten

Andika Hazrumy, anak pertama Gubernur Banten Rt Atut Chosiyah ikut meramaikan bursa pencalonan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Pria yang tercatat sebagai mahasiswa Universitas Pelita Harapan ini resmi mendaftar dan menyerahkan bukti dukungannya ke kantor KPU Banten, Senin (14/7).

Andika datang ke KPU Banten dengan diiringi sejumlah masa pendukungnya, di antaranya dari Karang Taruna, GP Ansor, Majelis Ta’lim, dan Dewan Harian Daerah (DHD) 45. Sejumlah pengurus Relawan Banten Bersatu (RBB) yang dulu menjadi motor pendukung Atut pada pemilihan gubernur (pilgub) juga turut mengantarkan Andika. Rombongan ini diterima langsung oleh Ketua KPU Banten Hambali.

Kepada para wartawan, Andika membantah pencalonan dirinya dikaitkan dengan posisi orangtuanya sebagai gubernur. “Bukan karena anak gubernur, tapi saya punya basis massa sendiri, terutama dari kalangan pemuda,” ungkap pria yang tercatat sebagai Wakil Ketua GP Ansor Banten dan Bendahara Karang Taruna Banten ini.

Pria kelahiran Desember 1985 ini mengaku tak gentar untuk bersaing dengan tokoh lain pada pencalonan DPD, termasuk dengan tokoh-tokoh berskala nasional seperti Taufiequrrahman Ruki yang juga mencalonkan diri. “Saya optimis bersaing dengan calon lain. Saya perwakilan dari kaum muda,” ujarnya.

Disinggung tentang motivasi pencalonannya, ayah dua orang puteri ini menegaskan, dirinya mendaftar sebagai bakal calon anggota DPD untuk memberikan andil dalam pembangunan Banten. “Saya ingin memberikan sumbangsih kepada masyarakat Banten untuk menuju Banten sejahtera berlandaskan iman dan takwa,” ujarnya. (qizink)


Rano Terima Obor Nusantara di GSG

TIGARAKSA – Wakil Bupati Tangerang Rano Karno menerima obor nusantara, di Gedung Serba Guna (GSG) Kabupaten Tangerang, di Tigaraksa, Sabtu (30/8) lalu.

Obor berwarna merah itu diserahkan Ketua Panitia Daerah Obor Nusantara Provini Banten Andika Hazrumy. Selanjutnya, obor itu diinapkan di Puspem Kabupaten Tangerang.

Panitia Nasional Obor Nusantara Haris Yasin mengaku, sambutan kepala daerah di Banten sangat baik. Seusai menerima obor ini, Rano menerima piagam penghargaan sebagai daerah yang disinggahi obor nusantara.

Kegiatan pawai Obor Nusantara ini digelar mulai 5 Juni lalu. Sesuai jadwal, kegiatan ini masuk di wilayah Banten melalui Pelabuhan Merak Cilegon pada (26/8) lalu. Banten merupakan provinsi ke-11 yang dilintasi.

Pawai Obor Nusantara yang akan tiba di Provinsi Banten ini berasal dari wilayah Indonesia bagian barat, yang dimulai dari Sabang.

Kegiatan Pawai Obor Nusantara ini mengelilingi 33 provinsi dan 207 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia yang dibagi dua wilayah. Di wilayah bagian barat dimulai dari Sabang dan wilayah bagian timur dimulai dari Merauke. Keduanya akan bertemu di Monas Jakarta sebagai pusat monumen obor.

Ketua Panitia Daerah Obor Nusantara Provinsi Banten Andika Hazrumy mengatakan, kegiatan pawai Obor Nusantara ini digelar dalam rangka memperingati 100 tahun kebangkitan nasional.

Pawai Obor Nusantara ini bertujuan untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa serta menghidupkan kembali nilai kearifan budaya nasional, membangkitkan spirit kebangsaan, dan menyadarkan anak bangsa untuk bangkit mewujudkan cita-cita proklamasi. (dai)

sumber: radar banten


Obor Nusantara Masuki Merak

Dalam rangka memperingati 100 tahun hari kebangkitan bangsa Indonesia, sejumlah perwakilan Karang Taruna se-Indonesia melakukan Kirab Obor Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Kirab Obor Nusantara itu dimulai dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Setelah menempuh perjalanan selama tiga bulan dengan melampaui kabupaten dan kota di Pulau Sumatera, Selasa (26/8) kemarin, Kirab Obor Nusantara tiba di Pelabuhan Merak sebagai penerimaan obor untuk Pulau Jawa. Penerimaan tersebut, diwakili oleh Gubernur Banten, Hj Ratu Atut Chosiyah, karena tiba di wilayah Banten.

Diketahui, dalam iring-iringan kirab pembawa obor Nusantara tersebut, terdapat sosok lelaki gagah mewakili Banten yang ikut menjadi peserta kirab. Dia adalah Andika Hazrumy sebagai anggota Karang Taruna Adhiya Karya Mahata Yodha (AKMY) Provinsi Banten.

Andika merupakan salah satu yang bisa dibanggakan, karena ia berhasil membawa obor Nusantara ke Banten atau Pulau Jawa setelah berhasil menempuh perjalanan tiga bulan di Pulau Sumatera. Rencananya, ia akan terus berupaya mengikuti kirab hingga kemampuan maksimalnya.

Sebelum Kirab Obor Nusantara itu sampai ke DKI Jakarta pada tanggal 31 Agustus nanti, wilayah kabupaten dan kota di Banten juga akan dilalui. Diawali di Kota Cilegon pada tanggal 26 Agustus, lalu dilanjutkan ke Kabupaten Serang 27 Agustus, Pandeglang 28 Agustus, Lebak 29 Agustus, Kabupaten Tangerang 30 Agustus dan Kota Tangerang 31 Agustus kemudian langsung berlanjut ke DKI Jakarta.

“Di masing-masing kabupaten dan kota di Banten, tim panitia pelaksana akan menggelar bakti sosial seperti khitanan massal, pemberdayaan LPM dan lainnya,” kata Andika saat melaporkan kegiatan dalam upacara yang digelar langsung di halaman PT ASDP Merak setelah beberapa waktu tiba dari Lampung.

Dalam upacara, Gubernur Banten sempat membacakan Deklarasi Kirab Obor Nusantara di Hari peringatan 100 tahun Kebangkitan Bangsa Indonesia yang ditandatangani langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Gubernur Banten, Hj Ratu Atut Chosiyah berpesan, masyarakat dan para generasi penerus bangsa tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga titik darah penghabisan. “NKRI sudah menjadi harga mati, di mana kita harus lebih kuat untuk mempertahankannya. Saya mendoakan kirab ini dapat menumbuhkan rasa nasionalisme rakyat Indonesia,” tegasnya.

Usai melakukan upacara, secara resmi Atut melepas kembali pasukan Kirab Obor Nusatara. Menurut rencana, Kirab Obor Nusantara akan singgah di rumah dinas Walikota Cilegon, Tb H Aat Safa'at. Setelah itu, akan dilanjutkan ke Kabupaten Serang.

Sumber: khomsurizal.blogspot.com