Selangor - Pemerintah Provinsi Banten menggandeng perusahaan pengelolaan air bersih terbesar di Malaysia, PT Puncak Niaga, untuk pengadaan air bersih. Kesepakatan tersebut tercapai melalui penandatanganan MoU antara Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dengan Direktur Manajemen PT Puncak Niaga Matlasa Hitam.
Penandatanganan dilakukan di sela-sela acara Asia Pacific Regional Water Conference 2008 di Hotel Heraton, Selangor, Malaysia. "MoU ini menjadi payung hukum bagi investasi air di Banten dan pembangunan yang lain," ujar Atut usai penandatangan MoU, Selasa (18/11/2008). MoU tersebut berisi komitmen kerjasama investasi pembangunan infrastruktur industri air bersih.
Atut mengatakan, investasi tersebut sangat diperlukan bagi masyarakat umum, industri, dan sektor bisnis di Banten. Sebab selama ini, lanjut dia, konsumsi air bersih oleh masyarakat Banten melalui PDAM belum mencukupi. "Bahkan sebagian masih menggunakan air gunung. Kami ingin pengelolaan air yang betul-betul steril, juga untuk industri," ujarnya.
Atut juga menjelaskan, nantinya perusahaan tersebut akan membangun pipa air sepanjang 35 km dari Lebak ke Tangerang. Saat ini Pemprov Banten tengah melakukan pembebasan lahan seluas 2.200 hektar untuk pembangunan waduk yang diperkirakan memiliki kapasitas 3,14 juta meter kubik dengan kemampuan menghasilkan 15 liter air perdetik.
Untuk pembangunan ini, terang Atut, pihaknya menggandeng investor dari Korea. Dia memperkirakan total investasi keseluruhan mencapai Rp 3 triliun. "Tapi saya belum bisa menyebutkan angka berapa mereka akan investasikan," pungkasnya. Penandatanganan MoU tersebut disaksikan Dubes RI untuk Malaysia Dai Bachtiar dan Wakil Perdana Menteri Malaysia Mohd Najib Tun Abdul Razak. (rmd/sho)
sumber: detiknews.com
Penandatanganan dilakukan di sela-sela acara Asia Pacific Regional Water Conference 2008 di Hotel Heraton, Selangor, Malaysia. "MoU ini menjadi payung hukum bagi investasi air di Banten dan pembangunan yang lain," ujar Atut usai penandatangan MoU, Selasa (18/11/2008). MoU tersebut berisi komitmen kerjasama investasi pembangunan infrastruktur industri air bersih.
Atut mengatakan, investasi tersebut sangat diperlukan bagi masyarakat umum, industri, dan sektor bisnis di Banten. Sebab selama ini, lanjut dia, konsumsi air bersih oleh masyarakat Banten melalui PDAM belum mencukupi. "Bahkan sebagian masih menggunakan air gunung. Kami ingin pengelolaan air yang betul-betul steril, juga untuk industri," ujarnya.
Atut juga menjelaskan, nantinya perusahaan tersebut akan membangun pipa air sepanjang 35 km dari Lebak ke Tangerang. Saat ini Pemprov Banten tengah melakukan pembebasan lahan seluas 2.200 hektar untuk pembangunan waduk yang diperkirakan memiliki kapasitas 3,14 juta meter kubik dengan kemampuan menghasilkan 15 liter air perdetik.
Untuk pembangunan ini, terang Atut, pihaknya menggandeng investor dari Korea. Dia memperkirakan total investasi keseluruhan mencapai Rp 3 triliun. "Tapi saya belum bisa menyebutkan angka berapa mereka akan investasikan," pungkasnya. Penandatanganan MoU tersebut disaksikan Dubes RI untuk Malaysia Dai Bachtiar dan Wakil Perdana Menteri Malaysia Mohd Najib Tun Abdul Razak. (rmd/sho)
sumber: detiknews.com