Almarhum Djoko Munandar di mata kerabat dan pegawai di lingkungan Pemprov Banten dikenal sebagai sosok yang tegas memegang aturan dan pekerja keras. Djoko juga dikenal sebagai gubernur yang mampu meletakkan pondasi pemerintahan di Banten.
Kurdi Matin, mantan Kabiro Humas Pemprov saat pemerintahan Djoko Munandar mengatakan, almarhum adalah sosok gubernur tegas dan detil. “Beliau juga pekerja keras karena tidak akan beranjak sebelum pekerjaannya selesai meski sampai subuh sekalipun,” kata Kurdi Matin yang dihubungi tadi malam.
Kurdi mengatakan, almarhum juga sering menanamkan sikap-sikap keterbukaan kepada pegawai dan menanamkan loyalitas kepada pekerjaan semata-mata untuk kepentingan masyarakat Banten. “Banten telah kehilangan sosok yang sangat berarti,” ujarnya.
Ayip Muflich, sekda pada masa pemerintaan Djoko mengatakan, almarhum dikenal sebagai sosok yang mengayomi dan mengerti terhadap bawahan. “Selama menjadi sekda selama dua bulan, saya menangkap kesan bahwa almarhum berusaha menjadi pemimpin yang baik,” ujar Ayip. Kata Ayip, almarhum juga dikenal sebagai pribadi yang berpengalaman selama memimpin Banten. “Sebab beliau pernah menjadi wakil walikota Cilegon,” ujar Ayip yang kini menjadi Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Depdagri ini lagi.
Sedangkan Yos S Raharja, mantan staf protokoler masa pemerintahan Djoko mengutarakan, almarhum tidak pernah marah. “Beliau orangnya kebapakan, sehingga jarang marah,” katanya. Kata Yos, Djoko Munandar sebagai pemimpin yang baik dan merakyat. “Beliau tidak pernah membeda-bedakan pegawai sehingga komunikasi seperti tidak ada jarak antara pegawai dengan beliau. Keluarga beliau juga baik,” kata Yos yang saat ini menjabat sebagai Kabid Pengembangan Destinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten.
Begitupun kata Embay Mulya Syarief, pengusaha dan tokoh masyarakat. “Saya mengenal almarhum sejak masih pemuda dan saya waktu itu masih remaja. Almarhum adalah sosok yang mudah bergaul, periang dan suka bercanda. Semoga Allah mengampuni segala khilafnya dan melipatgandakan amal kebajikannya. Amin,” ujarnya.
Di tempat berbeda Walikota Tangerang Wahidin Halim juga mengutarakan hal yang sama. “Saya turut berduka cita dan semoga (beliau-red) masuk surga,” ujar Wahidin yang juga dihubungi tadi malam.
Bupati Serang Taufik Nuriman mengatakan, merasa kehilangan karena almarhum dikenal sebagai salah satu tokoh sekaligus orangtua yang berperan dalam pembangunan di Banten. “Almarhum sangat menghormati orang lain dan sopan. Sikap itu yang patut ditiru,” ujarnya.
Taufik mengatakan, saat pelantikan dirinya sebagai bupati yang melantik adalah Gubernur Djoko Munandar. “Sangat berkesan,” ujarnya lagi. Taufik berharap, keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Sebelum jatuh sakit dan akhirnya meninggal, Radar Banten sempat beberapa kali menemui almarhum menunaikan salat berjamaah di masjid yang berada di komplek Ciceri Indah. Saat itu, almarhum selalu salat berjamaah di sof paling depan, persis di belakang imam. Usai salat, almarhum tidak langsung pergi. Dia tampak khusuk melafalkan zikir-zikir. (alt/luk/say/mg-inna)
sumber: Radar Banten
Kurdi Matin, mantan Kabiro Humas Pemprov saat pemerintahan Djoko Munandar mengatakan, almarhum adalah sosok gubernur tegas dan detil. “Beliau juga pekerja keras karena tidak akan beranjak sebelum pekerjaannya selesai meski sampai subuh sekalipun,” kata Kurdi Matin yang dihubungi tadi malam.
Kurdi mengatakan, almarhum juga sering menanamkan sikap-sikap keterbukaan kepada pegawai dan menanamkan loyalitas kepada pekerjaan semata-mata untuk kepentingan masyarakat Banten. “Banten telah kehilangan sosok yang sangat berarti,” ujarnya.
Ayip Muflich, sekda pada masa pemerintaan Djoko mengatakan, almarhum dikenal sebagai sosok yang mengayomi dan mengerti terhadap bawahan. “Selama menjadi sekda selama dua bulan, saya menangkap kesan bahwa almarhum berusaha menjadi pemimpin yang baik,” ujar Ayip. Kata Ayip, almarhum juga dikenal sebagai pribadi yang berpengalaman selama memimpin Banten. “Sebab beliau pernah menjadi wakil walikota Cilegon,” ujar Ayip yang kini menjadi Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Depdagri ini lagi.
Sedangkan Yos S Raharja, mantan staf protokoler masa pemerintahan Djoko mengutarakan, almarhum tidak pernah marah. “Beliau orangnya kebapakan, sehingga jarang marah,” katanya. Kata Yos, Djoko Munandar sebagai pemimpin yang baik dan merakyat. “Beliau tidak pernah membeda-bedakan pegawai sehingga komunikasi seperti tidak ada jarak antara pegawai dengan beliau. Keluarga beliau juga baik,” kata Yos yang saat ini menjabat sebagai Kabid Pengembangan Destinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten.
Begitupun kata Embay Mulya Syarief, pengusaha dan tokoh masyarakat. “Saya mengenal almarhum sejak masih pemuda dan saya waktu itu masih remaja. Almarhum adalah sosok yang mudah bergaul, periang dan suka bercanda. Semoga Allah mengampuni segala khilafnya dan melipatgandakan amal kebajikannya. Amin,” ujarnya.
Di tempat berbeda Walikota Tangerang Wahidin Halim juga mengutarakan hal yang sama. “Saya turut berduka cita dan semoga (beliau-red) masuk surga,” ujar Wahidin yang juga dihubungi tadi malam.
Bupati Serang Taufik Nuriman mengatakan, merasa kehilangan karena almarhum dikenal sebagai salah satu tokoh sekaligus orangtua yang berperan dalam pembangunan di Banten. “Almarhum sangat menghormati orang lain dan sopan. Sikap itu yang patut ditiru,” ujarnya.
Taufik mengatakan, saat pelantikan dirinya sebagai bupati yang melantik adalah Gubernur Djoko Munandar. “Sangat berkesan,” ujarnya lagi. Taufik berharap, keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Sebelum jatuh sakit dan akhirnya meninggal, Radar Banten sempat beberapa kali menemui almarhum menunaikan salat berjamaah di masjid yang berada di komplek Ciceri Indah. Saat itu, almarhum selalu salat berjamaah di sof paling depan, persis di belakang imam. Usai salat, almarhum tidak langsung pergi. Dia tampak khusuk melafalkan zikir-zikir. (alt/luk/say/mg-inna)
sumber: Radar Banten