Kali ini Provinsi Banten berulang tahun yang ke-8. Tapi apakah anak muda Banten tahu kelahiran provinsinya sendiri? Lalu, adakah harapan sobat RJ agar Banten lebih maju lagi kedepannya?
***
Ishmah Azhar (19), mahasiswa Fakultas Ekonomi Untirta semester III, mengaku tidak hafal HUT Provinsi Banten. “Saya tahunya bulan Oktober, tapi nggak tahu tanggalnya,” kata gadis berkerudung ini.
Sama dengan Ishmah, Astri (20), mahasiswa IAIN Fakultas Tardab semester VII juga mengaku tidak tahu tanggal pembentukan Provinsi Banten. “Mmmm, nggak tahu juga sih kapan tepatnya. Tapi pastinya bulan-bulan ini karena banyak banget spanduk ucapan selamat HUT Banten,” katanya terkekeh.
Ketidaktahuan kelahiran Provinsi Banten bisa jadi karena Banten belum begitu melekat di hati mereka. Namun diakui Ishmah, Banten kini menjadi provinsi yang ditempatinya sejak dua tahun silam, jadi ia berusaha untuk mencintai Banten.
“Saya bangga koq sama Banten, karena Banten punya sumber daya yang bagus. Walaupun belum semuanya digali,” kata gadis asal Jawa Barat ini.
Kebanggaan terhadap Banten menyulut harapan-harapan mereka akan Banten. Bagi Astri, kemajuan Banten tentu menjadi harapannya. “Kalau Banten maju, kita bisa semakin dikenal orang,” ujar gadis putih ini.
Sementara bagi Ishmah, kemajuan Banten perlu didukung. Menurutnya, kemajuan itu bisa dimulai dengan memperbanyak lapangan pekerjaan, sehingga mengurangi pengangguran. Terus, kata Ishmah, orang-orang Banten juga harus membenahi pola pikir untuk maju. “Para pemimpinnya harus lebih dulu maju dan jangan korupsi. Kalau kita kan masih lama jadi pemimpin, jadi yang sudah memimpin yah harus lebih maju dari masyarakatnya dong,” ungkapnya.
Lain Ishmah, lain pula dengan Panji (22), mahasiswa Fakultas Ekonomi Untirta. Mahasiswa asal Pandeglang ini mengaku pembangunan di Banten yang paling ia rasakan di daerahnya yaitu dengan diperlebarnya jalan raya provinsi. “Jalannya jadi lebih lebar, jadi gue ngerasa nyaman kalau bolak-balik ke kampus,” ungkap pria yang senang nyanyi lagu-lagu Jepang ini. Tapi tidak sedikit pula jalan-jalan provinsi yang masih rusak dan berlubang di daerah-daerah tertentu. “Gue berharap pemerintah bisa lebih perhatian lagi, karena gue suka gondok kalau lewat jalan-jalan yang berlubang,” ungkapnya.
Sammy (17) siswa asal Pandeglang yang kini sekolah di Ponpes Daar el-Qalam Tangerang ini mengatakan bahwa ia dulu pernah tahu HUT provinsi Banten, tapi sekarang sudah lupa. Menurutnya, perkembangan yang paling menonjol di Provinsi Banten di bidang pariwisata. Banyak wisatawan lokal maupun asing berkunjung ke tempat-tempat wisata di Banten, seperti Anyer, Cerita, bahkan gunung Pulosari. “Apalagi habis lebaran kayak gini, pasti rame banget yang datang,” tambahnya. Ia berharap pembangunan pariwisata di Banten dapat lebih dikelola dengan baik agar wisatawan semakin bertambah.
Hal senada disampaikan Vima (17) siswi SMA 8 Pandeglang, Banten terkenal di bidang wisatanya. “Aku paling seneng kalau udah jalan-jalan ke pantai, seru banget! Apalagi bareng sama temen-temen,” ungkap siswi yang pandai berbahasa Inggris ini. Tapi menurutnya, perkembangan Banten belum merata. Masih banyak daerah yang sulit terjamah dan belum memiliki sarana memadai. “Biasanya dilihat dari pembangunan jalan yang masih rusak,” ucapnya. Ia berharap Provinsi Banten dapat lebih maju dan memperhatikan pembangunannya agar merata.
Nuning Widiar (20), mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Untirta Cilegon mengaku tidak tahu kalo Banten berulang tahun yang ke-8 beberapa waktu lalu. Ketidaktahuannya itu ia dapat karena tidak ada sosialisasi dari pihak terkait. “Emang sih banyak banget spanduk di jalan yang isinya ngucapin HUT Provinsi Banten, tapi gue nggak ngeh aja kapan tepatnya Banten berulang tahun. Setahu gue, tahunnya doang tapi kalo tanggal dan bulan nggak tahu,” tutur cewek yang juga berulang tahun di bulan Oktober ini.
Kata Nuning, kebanyakan anak muda khususnya remaja di Banten tidak tahu kapan Banten menjadi propinsi. Hal itu diakuinya memang miris sebab ia dan temannya saja sampe nggak tahu kalo daerah asalnya merayakan ulang tahun. “Kalo dinilai sih emang kebangetan sampe nggak tahu HUT daerah tempat tinggal sendiri. Meskinya kita sebagai anak muda minimal tahu kapan provinsi yang kita tempati merayakan hari jadinya,” katanya.
Senada dengan Nuning, Intan Wahyuni (23), mahasiswa Jurusan Ekonomi Amik Serang juga tidak tahu kalo hari jadi Banten jatuh pada 4 Oktober lalu. Bahkan ia baru tahu ketika RJ meminta pendapatnya tentang HUT Banten. “Emang Banten ulang tahun ya? Kok saya baru tahu dari RJ,” ujarnya tersipu malu.
Ketika ditanya soal pembangunan di Banten, cewek berkerudung ini lantas menjawab lumayan. Katanya, lumayan ada kemajuan dan sedikit perbaikan. “Kalo dinilai saat ini sih lumayan udah ada perbaikan yang mengarah kemajuan meski banyak hambatan salah satunya adanya korupsi,” tuturnya.
Intan nuturin, kalo hambatan dapat diselesaikan dengan baik, Banten bakal maju dengan pesat. “Saya optimis kalo hambatan itu bisa di atasi dengan baik. Sehingga propinsi tercinta ini bisa menyaingi propinsi lainnya. Sebab kita punya banyak budaya yang bisa digali,” imbuhnya.
Hal itu juga dikatakan Ajiz (17), siswa kelas 3 di SMA 3 Ciputat ini mengaku kalau dirinya tidak tahu bahwa tanggal 4 Oktober adalah hari jadi Provinsi Banten. “Hari Jadi Banten? Engga tau ka... Harusnya ulang tahun Provinsi Banten disosialisasiin, jadi kita tau dan ikut merasakan perjuangan di Banten” akunya sambil tersenyum.
Namun saat ditanya tentang kondisi Banten saat ini, Ajiz mengaku pembangunan di Banten sudah banyak berkembang sejak Banten menjadi provinsi, seperti pembangunan infrastuktur dan pembangunan di sektor lainnya. Tapi Ajiz menyayangkan pembangunan infrastruktur di Banten tidak dibarengi dengan pembangunan sumber daya manusianya. “Pembangunan di Banten udah keliatan berkembang, tapi sayang orangnya masih sama aja, engga ada perubahan berarti” jelas siswa yang menjadi ketua Pramuka di SMA 3 Ciputat tersebut.
Ajiz berharap, dengan ulang tahun Banten ke-8 ini, masyarakat Banten khususnya pelajar dan kaum muda makin bangga dengan Banten. “Kita harus cinta Banten, semoga Banten lebih mandiri dan lebih berkembang lagi” ujarnya menegaskan.
Tidak jauh berbeda dengan pendapat Ajiz, Hikma (16) Siswa SMA 1 Ciputat ini juga mengaku tidak tahu kalau Banten berulang tahun pada 4 Oktober kemarin. Menurutnya tidak ada yang istimewa dengan hari jadi Banten ke-8 ini, apalagi untuk masyarakat di daerah Tangerang Selatan seperti dirinya yang lebih banyak “bergaul” dengan Jakarta. “Kebanyakan masyarakat kayaknya acuh tak acuh dengan Banten, kita engga tau kalo Provinsi Banten ulang tahun, kita tu kalau sukses lebih mentingin individunya, bukan karena Banten” ungkap gadis yang akif di ekskul PASKIBRA dan menjadi anggota pengibar Bendera untuk Kabupaten Tangerang pada 17 Agustus lalu.
Menurut Hikma hilangnya rasa kebanggan terhadap Provinsi Banten dikarenakan pemerintahan di Banten kurang dekat dengan rakyatnya, juga tidak ada sosialisi dari pemerintah tentang kondisi Banten saat ini. “Kemarin aja waktu pembukaan fly over di Ciputat bukan Bupati apalagi Gubernur yang buka, cuma orang biasa,” jelas siswi yang masih duduk di kelas 3 SMA tersebut coba membuktikan.
Tapi terlepas dari sikap terhadap Provinsi Banten, Hikma mengaku banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai pelajar dan kaum muda yang menjadi bagian dari Banten. “Kita harus berperan untuk Banten, salah satunya adalah dengan mengembangkan kreativitas dan meningkatkan prestasi,” ungkapnya penuh senyum.
sumber: radarbanten